Papua Nugini: Anak-anak dan perempuan jadi korban pembunuhan massal dalam perang suku terburuk belakangan ini
Sekurangnya 24 orang meninggal dunia, termasuk anak-anak dan dua perempuan hamil, dalam perang suku yang terjadi di Papua Nugini, peristiwa
Anak-anak dan perempuan hamil turut menjadi korban terbunuh dalam perang antar suku yang terjadi di dataran tinggi Papua Nugini (PNG).
Sekurangnya 24 orang dipastikan terbunuh dalam kekerasan brutal yang terjadi antar suku dalam beberapa hari belakangan di Provinsi Hela. Beberapa laporan menyatakan jumlah korban lebih tinggi.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini Kames Marape menyatakan bahwa "ini merupakan hari paling menyedihkan dalam hidup saya," katanya seraya berjanji akan mencari tahu siapa pelaku pembunuhan-pembunuhan itu.
- Ratusan mobil mewah eks KTT APEC raib di Papua Nugini
- Mengapa sejumlah pria Papua Nugini menyayat kulit agar mirip buaya?
- Pesawat Boeing 737-800 Air Niugini jatuh tapi semua penumpang selamat
Peristiwa ini merupakan yang terburuk yang menimpa PNG dalam beberapa tahun terakhir.
Gubernur Hela Philip Undialu, menyatakan kepada kantor berita Reuters, "ini sangat menyedihkan" dan menjelaskan bahwa pembunuhan tersebut merupakan bagian dari konflik menahun di sana.
"Ini merupakan pembalasan dari serangan sebelumnya. Kedua serangan terjadi di komunitas yang tak tahu apa-apa, dan mereka tak memperkirakan hal seperti ini terjadi. Kita semua kaget."
Pihak berwenang menyatakan wilayah ini tengah berjuang mengatasi kekerasan, yang kerap dipicu oleh pembagian lahan dan sumber daya.
Bagaimana pembunuhan terjadi?
Rincian peristiwa masih berdatangan dari daerah terpencil tempat kejadian, tapi sudah diketahui bahwa kekerasan yang terjadi adalah rangkaian saling membalas serang dalam beberapa hari terakhir.
Kantor berita AFP mengutip pejabat setempat, William Bando, yang mengatakan sekurangnya 24 orang terbunuh.
Media lokal EMTV melaporkan setidaknya ada dua peristiwa di desa-desa kecil di distrik Tari-Pori.
Hari minggu (07/07) tujuh orang terbunuh di desa Munima. Lalu Senin (08/07), 16 perempuan dan anak-anak dibunuh dengan parang di desa Karida. Dua di antara perempuan itu sedang hamil.
Menurut koran Post-Courier serangan terjadi hari Sabtu dan Minggu dengan enam korban jiwa. Dalam serangan balasan di hari berikutnya, 16 orang jadi korban.

Pills Pimua Kolo dari Dinas Kesehatan Provinsi Hela memasang foto di laman Facebook, mengatakan itu adalah korban pembunuhan massal di Desa Karida.
Foto itu meggambarkan jenazah yang terbungkus kain dan terikat di tiang panjang. Ia menyatakan jenazah itu dipotong-potong dan sulit untuk dikenali.