Wabah Ebola: WHO menetapkan wabah di Kongo sebagai darurat kesehatan global
WHO menetapkan Ebola sebaga darurat kesehatan global setelah wabah tersebut menewaskan 1.600 orang di Republik Demokratik Kongo.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan wabah Ebola yang terjadi di Republik Demokratik Kongo sebagai "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional".
Langkah ini dimaksudkan untuk mendorong negara-negara pendonor agar menyediakan lebih banyak uang untuk mengatasi krisis Ebola di Kongo.
Wabah Ebola di Kongo telah menewaskan lebih dari 1.600 orang. Pekan ini, kasus pertama terdeteksi di Goma yang dihuni lebih dari satu juta orang.
Status darurat yang dikeluarkan WHO adalah status tertinggi dan baru empat kali digunakan, termasuk wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014-2016 yang menewaskan lebih dari 11.000 orang.
"Sudah waktunya bagi dunia untuk memperhatikan," kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers di Jenewa pada Rabu (17/07).
- Orang Indonesia paling banyak jadi relawan, warga Myanmar paling banyak beramal
- Dipercepat, pembuatan vaksin untuk tiga virus mematikan
- Minum jamu gairah seks, tiga pria dilarikan ke pusat kolera
Ghebreyesus mengatakan pihaknya menerima rekomendasi tidak boleh ada pembatasan perjalanan atau perdagangan, dan tidak ada penyaringan bagi penumpang yang ingin masuk ke pelabuhan atau bandara di luar wilayah Kongo.
Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyambut langkah ini.
"Meskipun itu tidak mengubah kenyataan di lapangan bagi para korban atau mitra yang terlibat, kami berharap status itu akan membawa perhatian internasional yang layak didapatkan krisis ini," katanya dalam sebuah pernyataan.
Seberapa parah situasi di Kongo?
Wabah yang terbesar kedua dalam sejarah, dimulai pada Agustus 2018 dan mempengaruhi dua provinsi di Kongo, Kivu Utara dan Ituri.
Lebih dari 2.500 orang telah terinfeksi dan dua pertiga dari mereka telah meninggal.
Wabah ini berkembang dengan sangat pesat. Dibutuhkan 224 hari bagi jumlah kasus untuk mencapai 1.000, namun selang 71 hari kemudian jumlah kasus bisa mencapai 2.000.
Sekitar 12 kasus baru dilaporkan setiap hari.

Apakah sudah ada vaksin untuk mengatasinya?
Ya.
Vaksin ini 99% efektif dan lebih dari 161.000 orang sudah mendapatkannya.