Sabtu, 16 Agustus 2025

Gadis 19 Tahun Keguguran setelah Diperkosa 5 Laki-laki, Pacarnya Bunuh Diri karena Tak Bisa Menolong

Gadis 19 Tahun Keguguran setelah Diperkosa 5 Laki-laki, Pacarnya Bunuh Diri karena Tak Bisa Menolong

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
OneIndia & Daily Mail
Gadis 19 Tahun Keguguran setelah Diperkosa 5 Laki-laki, Pacarnya Bunuh Diri karena Tak Bisa Menolong 

Gadis 19 Tahun Keguguran setelah Diperkosa 5 Laki-laki, Pacarnya Bunuh Diri karena Tak Bisa Menolong

TRIBUNNEWS.COM - Seorang gadis 19 tahun mengalami keguguran setelah ia diperkosa 5 orang laki-laki di Banswara, India.

Seperti yang diberitakan Daily Mail, gadis itu sedang hamil 8 minggu ketika 5 pria mabuk menyera dirinya dan pacarnya.

Awalnya, pasangan tersebut pergi dari Banswara ke desa sekitar dengan menggunakan sepeda motor sekitar jam 10 malam tanggal 13 Juli 2019.

Di tengah perjalanan, mereka dihentikan oleh tiga orang lelaki tak dikenal.

Baca: Korban Pemerkosaan Bakar Dirinya Sendiri di Depan Kantor Polisi karena Kasusnya Tak Ditangani Serius

Baca: 4 Fakta Kebakaran Kilang Pertamina Balikpapan, Sumber di Pipa Hingga Dinilai DPRD Sebagai Kecolongan

Lokasi kejadian
Lokasi kejadian (Daily Mail)

3 lelaki itu menyerang pacar si gadis dengan menggunakan pedang dan tongkat besi.

Ponsel si pacar diambil dan diusir oleh ketiga penyerang itu.

Sementara si gadis, dibawa ketiga pria itu ke tempat sepi dan diperkosa.

Ketiga pelaku kemudian memanggil dua orang temannya lagi untuk bergabung.

Baca: Sosok Wanita Dalam Video Viral Vina Garut, Seorang Pemeran Lelaki Merupakan Mantan Suaminya

Baca: Polisi Sudah Periksa Dua Pelaku Video Seks Viral yang Libatkan Tiga Pria dan 1 Wanita di Garut

Parbati Lal, polisi Banswara mengungkapkan kelima orang pelaku itu bernama Sunil, Vikas, Jitendra, Naresh dan Vijay.

Setelah melakukan aksi bejatnya, 5 lelaki itu meninggalkan si gadis seorang diri di jalan sekitar jam 4 pagi tanggal 14 Juli 2019.

Saat itu, korban pemerkosaan belum melaporkan kejadian itu pada polisi.

Nasib tragis tak berhenti di situ.

Pacar sang gadis kemudian ditemukan meninggal dunia.

Ia ditemukan gantung diri di sebuah pohon di desanya.

Diduga ia merasa menyesal karena tak bisa menyelamatkan kekasihnya.

Meski korban tak melaporkan kejadian itu, polisi berhasil menangkap salah seorang pelaku, yaitu Jitendra, melalui kasus kematian pacar korban.

Jitendra adalah pelaku yang mengambil ponsel pacar korban.

Jitendra kemudian memberikan ponsel itu pada istrinya.

Baca: Daftar Nama-nama Menteri yang Layak Dipertahankan Jokowi Menurut Survei di Media Sosial

Baca: Ketika Jokowi Buka-Bukaan soal Calon Menteri

Polisi melacak keberadaan ponsel pacar korban sehingga Jitendra berhasil ditemukan polisi.

Dari situ, polisi mencari korban pemerkosaan, yang kemudian dirawat karena alami keguguran.

Setelah investigasi lebih lanjut, polisi menemukan fakta bahwa korban menelepon pacarnya berkali-kali setelah kejadian itu.

Korban pemerkosaan akhirnya melaporkan kasusnya pada polisi atas pemerkosaan, penculikan, dan kemungkinan menyebabkan seseorang untuk bunuh diri.

Kasus Pemerkosaan di India

Dilansir The Independent, kasus pemerkosaan masih menjadi kasus yang tak dilaporkan di India.

Diperkirakan 90 sampai 95 persen kasus pemerkosaan tak dilaporkan pada polisi.

Menurut data pemerintahan, jumlah kriminal terhadap perempuan yang dilaporkan pada polisi di India naik 83 persen dari 2007 sampai 2016.

Ada 4 laporan pemerkosaan tiap jam di tahun 2016.

Tingkat hukuman untuk kejahatan terhadap perempuan di India sangat rendah - hanya 18,9 persen dan terendah dalam satu dekade - menurut statistik kejahatan resmi terbaru dari 2016.

Tingkat hukuman rata-rata untuk semua kejahatan adalah 47 persen.

Awal tahun 2019, ribuan kelompok wanita "Dignity March" berjalan 10.000 kilometer melintasi India - termasuk 200 distrik di 24 negara bagian - untuk meningkatkan kesadaran tentang prevalensi kasus pemerkosaan.

Dignity March
Dignity March 

The Dignity March dimulai di Mumbai pada bulan Desember 2018 dan berakhir di Delhi pada bulan Februari 2019.

Mereka mengajak serta korban penyerangan seksual dari seluruh negeri.

Pawai bersejarah ini menyoroti "budaya" yang selalu mempermalukan dan menyalahkan korban pemerkosaan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan