UPDATE Gajah Kurus di Sri Lanka, Jatuh Pingsan Setelah Dipaksa Ikut Parade 10 Hari, Begini Potretnya
Berikut update kabar gajah kurus di Sri Lanka, akhirnya jatuh pingsan setelah dipaksa ikut parade 10 hari. Lihat potretnya saat jatuh terkapar.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Daryono
Berikut update kabar gajah kurus di Sri Lanka, akhirnya jatuh pingsan setelah dipaksa ikut parade 10 hari. Lihat potretnya saat jatuh terkapar.
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu, potret gajah kurus mengundang banyak perhatian di media sosial.
Kabar terakhir menunjukkan, gajah itu jatuh pingsan setelah dipaksa ikut parade selama 10 hari.
Gajah kurus tersebut diketahui bernama Tikiri.
Tikiri merupakan satu gajah yang bekerja di kuil Tooth di kota Kandy, Sri Lanka.
Baca: Kelihatan Megah dengan Pawai Arak-arakan, Namun Dibalik Kostum Gajah Ini Menyimpan Pilu
Baca: Gajah Asia hadapi ancaman perburuan kulit, kata pegiat konservasi
Baca: Kasus Penembakan di Jalan Gajah Mada Ditangani POM TNI
Dilansir Metro, sebelumnya, gajah berusia 70 tahun itu terlihat kurus kering dalam sebuah foto yang beredar.
Tikiri merupakan satu dari 60 gajah yang dipaksa bekerja selama sepuluh malam berturut-turut di Esala Perahera, sebuah parade keagamaan di Kandy.
Menurut Lek Chailert, pendiri Save Elephant Foundation, Tikiri dipaksa berjalan bermil-mil setiap malam dalam parade tersebut.
Dalam sepuluh malam itu pula, Tikiri ditutupi dengan kostum warna-warni.
Hal itu dilakukan agar tubuhnya yang kurus tidak diketahui oleh orang-orang.

Pada saat menyaksikan parade, Chailert mengklaim ada yang janggal dengan gajah betina tersebut.
Dia beranggapan, Tikiri mendapatkan 'belenggu' yang membuatnya berjalan lebih lambat dari gajah lainnya di parade.
Akhirnya, ia pun menelusuri Tikiri.
Chailert pun menemukan bagaimana sosok Tikiri tanpa mengenakan kostum warna-warni.

Melalui halaman Facebook Save Elephant Foundation, Chailert pun mempublikasikan unggahan tentang Tikiri.
Sebuah tulisan panjang dan beberapa potret Tikiri diunggah pada Selasa, (13/8/2019).
Berikut unggahan Save Elephant Foundation mengenai Tikiri.
"Ini Tikiri, gajah betina berusia 70 tahun yang terlihat menyedihkan.
Dia adalah satu dari 60 gajah yang harus bekerja dalam pelayanan Festival Perahera di Sri Lanka tahun ini.
Tikiri bergabung dalam pawai pagi-pagi sekali sampai larut malam, sepuluh malam berturut-turut di tengah kebisingan, kembang api, dan asap.
Dia berjalan beberapa kilometer setiap malam, sehingga orang akan merasa diberkati selama upacara.
Tidak ada yang melihat tubuh kurusnya atau kondisinya yang melemah, karena kostumnya.
Tidak ada yang melihat air mata di matanya, terluka oleh lampu-lampu terang yang menghiasi topengnya.
Tidak ada yang melihat kesulitannya melangkah ketika kakinya dibelenggu pendek saat dia berjalan.
Untuk sebuah upacara, semua memiliki hak untuk berkeyakinan selama kepercayaan itu tidak mengganggu atau merugikan makhluk lain.
Bagaimana kita dapat menyebut ini sebagai berkat, atau sesuatu yang suci, jika kita membuat hidup makhluk lain menderita?
Hari ini adalah Hari Gajah Sedunia. Kita tidak dapat memberikan dunia yang damai kepada gajah jika kita masih berpikir bahwa foto ini wajar-wajar saja.
Mencintai, tidak menyakiti, mengikuti jalan kebaikan dan kasih sayang, ini adalah Jalan Buddha. Saatnya untuk mengikuti."
Unggahan tersebut seketika viral di dunia maya.
Sebanyak 1.400 kali lebih unggahan dibagikan, per Jumat (16/8/2019).
2.900 emotikon yang didominasi amarah dan sedih, serta 528 komentar membanjiri unggahan tersebut.
Setelah kondisi Tikiri viral, juru bicara untuk Sacred Tooth Relic, kuil yang menjadi tuan rumah parade, memberikan tanggapan.
"Kami selalu peduli dengan binatang," ujar juru bicara kepada Metro.
Ia juga mengatakan, Tikiri segera diperiksa oleh dokter gajah setelah menjalani parade sepuluh hari tersebut.
Muncul Petisi
Setelah unggahan mengenai Tikiri viral, warganet bernama Joanna Davidson membuat petisi dukungan untuk menyelamatkan Tikiri dari eksploitasi.
Petisi ini berisi ajakan untuk menghentikan penyiksaan terdap Tikiri.
Hingga kini, petisi yang ditujukan kepada Ranil Wickremesinghe, Perdana Menteri Sri Lanka, tersebut telah ditandatangani oleh 14.954 orang di seluruh dunia.

Kabar Terbaru Tikiri
Juru bicara Sacred Tooth Relic akhirnya angkat bicara tentang kabar terbaru Tikiri.
Dia mengatakan, Tikiri menderita penyakit pencernaan.
Penyakit tersebut diduga yang membuat berat badan Tikiri tidak bertambah.
Meskipun begitu, pihak penyelenggara festival mengatakan keadaan Tikiri tidak memengaruhi kekuatan dan kemampuannya.
Mereka juga menampik kondisi Tikiri yang dianggap lemah dan tidak layak untuk ikut parade.
Sayangnya, apa yang dilontarkan juru bicara justru berkebalikan dengan unggahan terbaru Save Elephant Foundation.
Kemarin, Save Elephant Foundation menyiarkan kabar terbaru Tikiri, Kamis (15/8/2019).
Dalam unggahan terbaru itu, terdapat sebuah potret yang menunjukkan Tikiri jatuh pingsan dan terkapar di tanah.
Sekitar 20 orang terlihat berdiri mengerumuni gajah tua yang kakinya dirantai ke dinding tersebut.
"Kabar terbaru Tikiri.
Tolong doakan dia. Terlalu melelahkan baginya untuk berjalan dan bekerja.
Pada hari kami bertemu dengannya, dokter hewan berkata bahwa dia kuat dan baik-baik saja untuk berjalan. Yang benar saja?
Beberapa orang buta hati dan kurang peduli pada makhluk lain.
Lihatlah gajah betina yang malang ini.
Ia telah jatuh dan seluruh dunia bisa melihatnya.
Kita tidak bisa membiarkannya diam.
Saatnya untuk berdiri dan mengambil tindakan untuk melindungi makhluk lain yang masih menderita dan sedang menunggu suara kita.
Saatnya MENGAKHIRI penggunaan hewan di setiap upacara."
Unggahan tersebut menuai 273 komentar dan telah dibagikan sebanyak 298 kali per Jumat, (16/8/2019).
Para warganet turut bersedih atas dan geram dengan apa yagn terjadi pada Tikiri.
Sementara itu, aksi aktivis yang mulai meminta keadilan kepada pemerintah Sri Lanka masih terus berlanjut dan diproses.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)