Muslim Rohingya: 15 bus dan truk disediakan, tak seorang pun mau kembali ke Myanmar
Upaya pemerintah Bangladesh untuk memulangkan atau merepatriasi pengungsi Rohingya gagal total karena tak satupun muncul untuk berangkat dengan
Upaya untuk mengembalikan pegungsi Rohingya dari Bangladesh mengalami kegagalan sesudah tak satu pun dari mereka yang muncul, sekalipun pemerintah Bangladesh sudah menyediakan lima bus dan sepuluh truk untuk mengangkut mereka ke Myanmar.
Sebanyak 3.450 orang sudah diidentifikasi untuk dikembalikan ke Myanmar, dari total sekitar 740.000 yang mengungsi sejak tahun 2017.
Namun para pengungsi tidak berani kembali sampai ada jaminan keselamatan dan pemberian kewarganegaraan kepada mereka.
- Belasan perahu pengungsi Rohingya ditolak Bangladesh
- PBB: Perlakuan terhadap warga Muslim Rohingya 'mimpi buruk kemanusiaan'
- Sekolah bantuan Indonesia di Rakhine 'baru dimanfaatkan' siswa Rohingya
Ada ketakutan di kalangan pengungsi bahwa mereka akan dimasukkan ke dalam kamp khusus seandainya mereka kembali ke Myanmar.
Sementara itu juru bicara PBB mengatakan setiap upaya repatriasi harus bersifat sukarela.
Tak ada yang muncul
Pemerintah Bangladesh sudah menyediakan lima bus dan 10 truk yang akan berangkat dari kota Teknaf, Bangladesh, tetapi tak ada satupun pengungsi Bangladesh yang muncul.
"Kami sudah menunggu sejak jam 9 pagi," kata Khaled Hossain, petugas Bangladesh yang bertanggung jawab di Teknaf kepada kantor berita AFP. "Tapi tak ada yang muncul".
Saat ini diperkirakan ada sekitar 740.000 pengungsi Rohingya di Bangladesh yang lari akibat agresi yang dilakukan oleh militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine pada tahun 2017.
Mereka bergabung dengan lebih dari 200.000 orang Rohingya yang sudah ada di Bangladesh sebelumnya.
- Bangladesh batasi gerak pengungsi Rohingya
- Cegah Muslim Rohingya pulang, Myanmar 'tanam ranjau darat'
- Tentara Myanmar yang terlibat pembantaian 'dibebaskan awal'
PBB menyatakan agresi tersebut dilakukan mirip dengan pembersihan etnik.
Upaya repatriasi terbaru ini - setelah upaya pada bulan November tahun lalu yang juga gagal - dilakukan menyusul kunjungan ke kamp pengungsi oleh pejabat tinggi Myanmar yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Myint Thu.
Ketika itu Kementerian Luar Negeri Bangladesh menyampaikan daftar sekitar 22.000 nama pengungsi Myanmar untuk diverifikasi dan pemerintah Myanmar menyatakan 3.450 nama telah dipastikan bisa "dipulangkan".
"Tidak aman"
Namun hari Rabu (21/08), beberapa pengungsi yang namanya ada di daftar tersebut menyatakan tak ingin kembali kecuali kalau ada jaminan terhadap keselamatan mereka dan pemberian kewarganegaraan.
Nur Islam, salah seorang dari mereka menyatakan kepada AFP, menyatakan "tidak aman untuk kembali ke Myanmar".