Selasa, 9 September 2025

Orang Juga Bisa Bersalah di Jepang, Maafkanlah Lansia Kalau ke Restoran Salah Order

Oguni, yang ingin menggeluti dunia pelayanan kepada lansia serta meningkatkan kesejahteraannya di Jepang.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Yukio Wada (64) Kepala Yayasan Chumon Machigaeru Ryoriten (Restoran Makanan Order Salah). 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mungkin tidak terbayangkan sebelumnya, kelemahan orang lanjut usia (lansia) yang suka lupa ternyata bisa dibalikkan menjadi citra yang positif dalam sebuah restoran yang mempekerjakan banyak lansia dan pesanan makanan bisa salah order.

“Sekitar tujuh tahun lalu saya makan dengan seorang Direktur NHK dan pesan hamburger bersama ternyata yang datang malahan Gyoza. Kita ya ketawa saja akhirnya,” ungkap Yukio Wada (64) Kepala Yayasan Chumon Machigaeru Ryoriten dan salah seorang pencipta ide Restoran Salah Order khusus kepada Tribunnews.com Rabu ini (4/9/2019).

Tiga tahun lalu yaitu 2016 Wada bertemu lagi dengan temannya dari NHK tersebut, Oguni, yang ingin menggeluti dunia pelayanan kepada lansia serta meningkatkan kesejahteraannya di Jepang.

“Kebetulan saya menggeluti bidang pelayanan bagi para lansia dan kita sepakat memfokuskan hal ini dalam bentuk restoran yang salah order melihat pengalaman kita dulu itu.”

Muncullah Restoran Salah Order dalam bentuk sementara dan sudah tiga kali disajikan. Pertama di Daerah Akasaka. Kedua kali di dalam kementerian tenaga kerja Jepang di Kasumigaseki dan ketiga kali di Roppongi itchome tempat restoran Randy.

Film pun dibuat dan kemarin menurut Wada iklan Restoran Salah Order (restoran Mistaken Orders) mendapat penghargaan tertinggi di Jepang.

“Kaget juga saya sekaligus bahagia karena orang menghargai upaya kita yang melihat positif terhadap kesejahteraan lansia di Jepang,” tambahnya.

Iklannya memperlihatkan pelayan restoran yang sudah usia lanjut membawa pesanan makanan tamu ternyata salah.

Dia minta maaf dan ternyata disambut tamu malah dengan senyuman tanda memaafkan kesalahannya itu.

“Manusia kalau sudah jadi pelupa ya kita sendiri lah yang harus menyesuaikan ke orang tersebut. Dia tidak akan mungkin menyesuaikan kepada kita bukan?”

Jadi sebenarnya hal wajar dan kita mesti maafkan dia yang punya penyakit pelupa tersebut agar tercipta kehidupan yang nyaman damai bagi kita semua, tambahnya.

Saat ini memang belum ada restoran Salah Order yang pasti (fix).

“Memang sih paling bagus kalau kita punya restoran tetap seperti itu tetapi kita belum punya kekuatan untuk hal tersebut,” lanjutnya.

Salah satu upaya menurutnya mendapatkan sponsor atau kerjasama dengan restoran yang ada di Jepang .

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan