Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Terada Berharap Tenaga Pengajar Bahasa Jepang Bertambah
Ruang kelas lokal yang mengajarkan bahasa Jepang kepada penduduk asing menghadapi tantangan karena kurangnya tenaga pengajar.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah orang asing semakin banyak di Kota Kyoto. Kali ini Kota Terada di Joyo Kyoto mengungkapkan penambahan warga asing termasuk dari Indonesia.
"Belakangan ini warga asing semakin meningkat untuk belajar di sini, terutama dari Vietnam. Dari Indonesia juga ada 3 orang," kata Masayoshi Okubo (57), Direktur Eksekutif Asosiasi Pertukaran Internasional Joyo Terada Kyoto kepada Tribunnews.com, Selasa (29/10/2019).
Ruang kelas lokal yang mengajarkan bahasa Jepang kepada penduduk asing menghadapi tantangan karena kurangnya tenaga pengajar.
"Kalau ada dari Indonesia, punya lisensi sebagai pengajar bahasa Jepang, ya dengan senang hati. Namun kita belum memutuskan untuk perekrutan orang asing untuk mengajarkan bahasa Jepang. Saat ini hanya sukarelawan orang Jepang saja yang ada," kata dia.
Baca: Redi Terpaksa Bunuh Adiknya yang Hendak Menikam Tubuh Sang Ibu
Perfektur Kyoto telah menyusun rencana promosi untuk peningkatan ruang kelas, tetapi situasi dan kebutuhan bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya, dan pengembangan lingkungan pendidikan dan dukungan kehidupan yang komprehensif diperlukan sesuai dengan situasi aktual.
"Kalau di kota tetangga, Kota Ide tampaknya lebih banyak lagi warga Indonesia di sana yang bekerja sebagai pemagang di berbagai perusahaan Jepang. Mereka juga ke sini untuk belajar bahasa Jepang," ujarnya.
Di gedung pertukaran internasional tersebut juga memiliki buku teks belajar bahasa Jepang dan bahasa Indonesia.

"Kalau mau belajar bahasa Jepang ya silakan saja baca-baca di sini pakai buku Minna no nihongo yang ada bahasa Indonesia-nya itu," kata dia.
Kebanyakan yang belajar bahasa Jepang di sana menurutnya untuk kebutuhan kerja sehari-hari agar lebih lancar lagi dalam berkomunikasi dengan atasan dan sesama pekerja.
Bagi yang mau belajar bahasa Jepang, biaya keanggotaan tahunan 3.000 yen dikumpulkan dari para siswa.
Biaya transportasi dan materi pendidikan dengan biaya mereka sendiri.
Tahun ini, 67 orang dari 20 negara termasuk Vietnam, Cina dan Indonesia terdaftar. Sekitar setengah dari mereka berasal dari kota-kota tetangga seperti Uji dan Ide.
Baca: Sebelum Tertangkap, Finalis Putri Pariwisata Ternyata Sudah 3 Kali Ditawarkan ke Pria Hidung Belang
Kota Joyo memiliki 721 penduduk asing, meningkat sekitar 20 persen dari 5 tahun yang lalu.
Mereka yang ingin menghadiri kelas terus-menerus agak sulit karena jumlah sukarelawan yang mengajarkan bahasa Jepang juga terbatas meskipun ada 12 orang.
Ada kasus belajar satu keluarga dengan anak-anaknya sehingga ruang kelas menjadi sangat kurang, semakin sempit dengan jumlah warga asing meningkat.