Senin, 6 Oktober 2025

Tidak Banyak Orang yang Tahu, Setiap 5 November Diperaningati Hari Kesadaran Tsunami Dunia

Sejak bulan Desember 2015, PBB lewat kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR) menetapkan 5 November sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wulan Kurnia Putri
zoom-inlihat foto Tidak Banyak Orang yang Tahu, Setiap 5 November Diperaningati Hari Kesadaran Tsunami Dunia
Screenshot dari channel YouTube United Nations Office for Disaster Risk Reduction
Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2019

TRIBUNNEWS.COM- Tidak banyak orang yang tahu jika setiap tanggal 5 November diperingati sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia.

Sejak Desember 2015, PBB lewat kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR) menetapkan 5 November sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia.

Dikutip Tribunnews.com dari laman un.org, Hari Kesadaran Tsunami Dunia pertama kali digagas oleh Negara Jepang

Sudah menjadi rahasia umum jika Jepang rawan dilanda bencana gempa dan tsunami.

Sejak bertahun-tahun Jepang sudah mengembangkan berbagai keahlian, terutama dalam bidang peringatan dini tsunami, hingga mitigasi bencana tsunami.

Selain itu, Jepang juga berupaya mengurangi ancaman dari tsunami di masa depan.

Ada cerita tersendiri dibalik pemilihan tanggal 5 November sebagai Hari Kesadaran Tsunami Dunia.

Baca: Ramai Tes Kepribadian di Media Sosial, Psikolog: Jangan Mudah Percaya, 1 Instrumen Tidak Cukup!

Baca: Belajar dari Kisah Viral Layangan Putus, Berikut Tips Istri Atasi Suami yang Selingkuh

Diceritakan pada tahun 1854 di Jepang terjadi gempa bumi.

Kemudian ada seorang petani yang tidak diketahui namanya melihat permukaan air laut surut tidak seperti biasanya.

Diketahui jika permukaan air laut surut merupakan tanda gelombang tsunami yang akan datang.

Untuk memperingkatkan penduduk desa petani tersebut berlari ke dataran tinggi dan membakar tempat penyimpanan gadum di desa tersebut.

Akibat tsunami yang melanda Jepang, Jumat (11/3/2011)
Akibat tsunami yang melanda Jepang, Jumat (11/3/2011) (SYDNEY MORNING HERALD)

Setelah itu, ia membangun tanggul dan menanam pohon sebagai penhadang gelombang tsunami di masa depan.

Peristiwa ini kemudian disebut sebagai "Inamura-no-hi", yang berarti "pembakaran gudang gandum".

Baca: Hasil Liga 1 2019: Bali United Tahan PSS di Maguwoharjo

Baca: 6 Makanan yang Dapat Dikonsumsi Saat Menstruasi dan 4 Makanan yang Perlu Dihindari

Pada peringatan Hari Kesadaran Tsunami Dunia, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres mengajak semua pihak elemen masyarakat untuk menyebarluaskan pengetahuan bahaya tsunami.

"Saya mendorong pemerintah, otoritas lokal, dan industri konstruksi untuk memberikan informasi risiko dan berinvestasi dalam ketahanan menghadapi ancaman tsunami," ungkapnya seperti dikutip Tribunnews.com dari laman resmi UN Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), Rabu (06/11/2019).

António juga mengingatkan betapa pentingnya mitigasi ancaman tsunami demi kepentingan bersama.

"Pengurangan risiko akan sangat penting bagi upaya kami untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," ujar pria kelahiran Lisbon, Portugal ini.

Dikutip dari laman eria.org, tsunami jarang terjadi, namun  bencana ini bisa sangat mematikan.

Dalam 100 tahun terakhir, lebih dari 260.000 orang telah tewas dalam 58 tsunami terpisah. Dengan rata-rata 4.600 kematian per bencana, jumlah korban telah melampaui bahaya alam lainnya.

Pada bulan Desember 2004 tsunami melanda Samudera Hindia.

Bencana ini diperkirakan menewaskan 227.000 orangnya di 14 negara. Di antaranya Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand.

Baca: Cara Menggunakan Paket Kuota OMG! Telkomsel yang Gantikan Kuota Maxstream

Baca: Update Harga Motor Matic Honda November 2019, Mulai Rp 16 Juta hingga Rp 81 Juta

Tiga minggu setelahnya, masyarakat internasional datang ke Kobe, di wilayah Hyogo Jepang.

Di sana dirumuskan Hyogo Framework for Action, sebuah perjanjian global pertama terkait penurunan risiko bencana.

Dalam pertemuan tersebut, dibuat pula Sistem Peringatan dan Mitigasi Tsunami Samudera Hindia.

Sistem itu menunjukkan stasiun pemantauan seismografik dan permukaan laut, serta penyebaran peringatan pada pusat-pusat informasi tsunami nasional.

Sendai Seven Campaign

Tahun 2019, Hari Kesadaran Tsunami Sedunia mempromosikan "Sendai Seven Campaign" dalam bahasa indonesia diartikan Tujuh Kampanye Sendai.

Perjanjian Tujuh Kampanye Sendai dirancang untuk menyukseskan Kerangka Kerja Hyogo.

Dikutip dari laman UN Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), tujuh target global dalam Kerangka Kerja Sendai terdiri dari hal-hal berikut:

1. Menurunkan rata-rata tingkat kematian akibat bencana per 100.000 pada 2020-2030.

2. Menurunkan jumlah orang yang terdampak bencana per 100.000.

3. Menurunkan kerugian ekonomi langsung akibat bencana khususnya yang terkait dengan produk domestik bruto global (GDP) pada 2030.

Baca: Pro Kontra Gerakan Bantu Novi Kuliah di Luar Negeri, Begini Penjelasan dari Rumah Zakat

Baca: Indonesian Idol 2020 Showcase 2: Penampilan Olivia Pardede dapat Julukan 'Miss Teknik' dari Judika

4. Menurunkan kerusakan bencana pada infrastruktur dan gangguan terhadap pelayanan dasar, diantaranya kesehatan dan fasilitas pendidikan, termasuk melalui pengembangan ketahanan pada 2030

5. Menambah jumlah negara-negara dengan strategi-strategi penurunan risiko bencana lokal dan nasional pada 2020

6. Memperbaiki kerja sama internasional dengan mendukung negara-negara berkembang agar bisa implementasikan kerangka kerja ini pada 2030.

7.Meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap sistem peringatan bencana multi-bahaya. (*)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved