Sabtu, 20 September 2025

Tour Guide dari Jepang Buat Menteri Pariwisata Indonesia Usulkan Cap Khusus

Banyak hal positif bisa dilakukan dunia pariwisata Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri .

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Debi Alfira, Tour guide senior Indonesia di Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Belajar dari keberhasilan Jepang di bidang pariwisata dan budaya Jepang yang ditekuninya, Tour guide senior Indonesia di Jepang, Debi Alfira, mengusulkan penggunaan cap bagi dunia pariwisata di Indonesia.

“Mungkin bagus untuk kenaikan karier Tour guide di Indonesia atau segala sesuatu terkait pariwisata di Indonesia diaktifkan cap pariwisata di tiap lokasi pariwisata di Indonesia,” papar Debi khusus kepada Tribunnews.com siang ini (8/11/2019).

Misalnya kalau sudah mengumpulkan sedikitnya tiga cap lokasi wisata di Indonesia maka dia bisa ikut ujian jadi Tour guide, tambahnya.

Di Jepang biasa disebut program Sutampurari, buku cap untuk kumpulkan cap dari berbagai stasiun kereta api di Jepang. Kalau penuh lengkap maka dapat hadiah.

“Dengan program tersebut kita akan semakin dekat dengan dunia pariwisata sekaligus dapat semakin mengenal lokasi setempat dan dapat mempromosikan lebih lanjut tempat tempat tersebut kepada orang lain,” tambahnya lagi.

Banyak hal positif bisa dilakukan dunia pariwisata Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri .

“Di dalam negeri kita bisa lihat misalnya di Yogya ada becak yang bisa mengantar kita keliling keraton Rp.15.000,- lalu berhenti di berbagai toko dan dia bisa dapat komisi dari toko toko tersebut.”

Ada pula Koperasi yang mengatur standar harga sehingga yang membedakan hanya service satu sama lain sehingga toko toko tidak ribut tidak saling menjatuhkan harga.

“Saya sendiri banyak menangani tur Raja Ampat membawa banyak turis asing ke sana. Tapi mempertanyakan sebenarnya tarif pesawat asing dan Garuda Indonesia jauh sekali berbeda.”

“Kalau saya pakai ANA bisa jauh sekitar 21 juta sampai Raja Ampat. Tapi kalau pakai Garuda jadi 26 juta. Demikian pula dari Jakarta ke Raja Ampat pakai penerbangan lain bisa 5,9 juta rupiah dan pakai Garuda ke Sorong jadi 7,5 juta rupiah,” jelasnya .

Di Raja Ampat menurut Debi diberikan pin yang bisa digantung di tas kita jadi tanda kalau pernah ke sana.

“Kalau diberikan cap wisata Raja Ampat pasti lebih menarik sekali lalu dikoleksi para turis cap-cap dari berbagai lokasi wisata sehingga memberikan kebanggaan bagi si pemiliknya dan catatan bagi semua orang diketahui orang tersebut pernah ke sana, jadi promosi tersendiri.”

Dengan cap itu pula dalam kasus tertentu bisa terlacak semua pihak ke mana dia terakhir berada sehingga pertolongan bisa dilakukan pula oleh semua pihak kepada yang bersangkutan karena mengetahui keberadaannya terakhir kali.

Banyak manfaat positif bagi semua pihak bisa diraih terutama bagi dunia pariwisata Indonesia dan dunia dengan ide cap, pin atau tanda tanda lain yang mengidentifikasi lokasi wisata pernah dikunjungi orang yang bersangkutan.

Mungkin bisa dipertimbangkan bagi Menteri Pariwisata Indonesia yang baru dewasa ini.

Bagi penggemar Jepang dapat mengetahui info terakhir dalam WAG Pecinta Jepang. Silakan email ke: info@jepang.com

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan