Survei Fuji TV: Masyarakat Jepang Tidak Mendukung Perbaikan Hubungan Kerja Sama Militer dengan Korea
Mayoritas warga Jepang tidak melihat pentingnya hubungan dengan Korea diperbaiki dengan segera.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mayoritas warga Jepang tidak melihat pentingnya hubungan dengan Korea Selatan diperbaiki dengan segera.
Hasil survei Fuji TV akhir minggu lalu menyimpulkan, 63,8 persen masyarakat Jepang tak mau menjalin kembali kerja sama militer dengan pihak Korea Selatan yang disingkat GSOMIA.
Hanya 14,4 persen saja melihat pentingnya kerja sama militer dengan Korea.
Sedangkan 58,2 persen menyatakan bahwa pertemuan tingkat PM Jepang dengan Pemimpin Korea Selatan tidak usah dilakukan buru-buru. Hanya 34,1 persen yang melihat pentingnya pertemuan kedua kepala negara.
Hubungan yang semakin renggang ini sudah terlihat sangat jelas melalui survei tersebut terutama karena Korea melanggar kesepakatan internasional tahun 1965 yang secara jelas dan konkrit selesai semua hal terkait Perang Dunia II antara kedua negara.

Namun pihak Korea tak mau mengakuinya kini.
Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh FNN akhir pekan ini, juga melihat peringkat dukungan Kabinet Abe adalah 45,1 persen, penurunan 6 poin dari Oktober. Namun angka ini tetap tinggi di atas 40 persen.
Biasanya kalau sudah di bawah 40 persen dukungan, maka sangat rentan bagi kelangsungan kabinet tersebut untuk melanjutkan tugasnya mengabdi masyarakat.
Survei dilakukan dengan survei telepon (RDD, fixed + mobile) pada 1.039 pemilih di atas 18 tahun pada tanggal 16 dan 17 November 2019.
Baca: Ryosuke Saito Akhirnya Diringkus Polisi Jepang 65 Jam Setelah Membunuh Sang Pacar
Baca: Oposisi Gagal Jatuhkan PM Jepang Lewat Sakura no Miru Kai, Apa Itu Sakura no Miru Kai?
Penolakan terhadap kabinet Abe meningkat sebesar 4,7 poin menjadi 37,7 persen.
Menurut keputusan pemerintah untuk membatalkan "Cherry Blossom Viewing Party" yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri pada tahun 2020, "Evaluate" adalah 58,3 persen dan "Tidak dievaluasi" adalah 32,2% persen.
Ketika ditanya tentang kriteria undangan dan proses yang diklarifikasi oleh pemerintah mengenai Sakura no miru kai (pesta hanami), jawaban harus dilanjutkan, 59,4 persen mengatakan bahwa itu bisa dilanjutkan, dan 33,8 persen harus dihapuskan.
Ketika ditanya tentang administrasi Perdana Menteri Abe, masa jabatan PM terpanjang di Jepang, di mana pada tanggal 20 November 2019 menjadi 2.800 hari administrasi, maka jawaban masyarakat "Sangat Mendukung '' adalah 9,1 persen.
Baca: Artis Jepang Erika Tertangkap Miliki Narkoba, Kerugian Perusahaan Periklanan Ditaksir 500 Juta Yen
Baca: Penghasilan Kuil Ninomiya Jepang Meningkat 4 Kali Lipat Sejak Pernikahan Anggota Arashi Diumumkan
Mendukung biasa 53,9 persen. Tidak terlalu mendukung sebanyak 24,5 persen dan sama sekali tidak mendukung berkuasa lama sebesar 10,4 persen.