Virus Corona
Virus Corona Menyebar hingga Eropa, Setelah Prancis, Kini Jerman Konfirmasi Kasus Pertama
Update terbaru epidemi coronavirus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China telah mewabah di Eropa dari Prancis hingga Jerman
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Update terbaru terkait epidemi coronavirus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China kini telah menyebar hingga Eropa.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Bavaria, mengumumkan kasus pertama coronavirus dikonfirmasi terjadi di Jerman.
Otoritas kesehatan mengatakan, seorang pria tertular virus itu berasal dari negara bagian Bavaria.
Pria Jerman yang tertular virus corona itu diketahui berasal dari Starnberg.
Berdasar pernyataan otoritas kesehatan, pria itu dinyatakan dalam kondisi baik.
Dilansir dari portal berita Deutsche Welle, kementerian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, pria itu berada di bawah pengawasan di bangsal isolasi.
Kementerian Kesehatan juga mengatakan resiko infeksi bagi orang-orang di Bavaria saat ini dianggap rendah.
"Orang yang telah melakukan kontak telah diinformasikan secara terperinci tentang kemungkinan gejala, tindakan kebersihkan dan saluran tranmisi," terang pernyataan dari Kementerian Kesehatan Bavaria.
Lebih dari 10 negara dilaporkan terdampak kasus coronavirus.
Coronavirus Mewabah di Prancis
Sementara itu, di belahan Eropa lainnya, tepatnya di Prancis terdapat tiga temuan kasus virus corona yang dikonfirmasi.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, dua kasus dikonfirmasi di Paris, dan satu kasus di Bordeaux.
Hal ini menandai kasus pertama yang dilaporkan terjadi di Eropa.
"Ada lima orang yang tengah berada di bawah pengamatan dalam ruanh isolasi, sekitar 10 kasus lainnya sedang dalam pengawasan," kata Buzyn.
Namun ia menekankan, sejauh ini seluruh kasus itu dikonfirmasi terjadi pada mereka yang telah melakukan perjalanan dari China.
"Kami tidak pernah mengalami kasus ini di Prancis," tambahnya.
Ia menambahkan, Prancis merupakan negara yang pertama kali mengembangkan tes tentang virus ini.
"Itu mungkin sebabnya kami sekarang mendeteksi kasus ini," katanya.

Dikutip dari laman wew.thelocal.fr, Selasa (28/1/2020), penumpang yang tiba di bandara Prancis dari Tiongkok tidak akan diperiksa menggunakan uji suhu, karena menurut Buzyn upaya itu akan sia-sia saja.
"Mengecek suhu tubuh hanya simbol, tapi itu keamanan palsu yang tidak ada gunanya."
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan teknik ini, cara yang paling tepat adalah memberikan informasi kepada penumpang yang kami lakukan dalam tiga bahasa," katanya.
Pemerintah Prancis juga mengumumkan akan memulangkan warganya yang bekerja di kota Wuhan, China, di mana epidemi itu dimulai.
Terkait tiga pasien di Prancis, semuanya dalam ruang isolasi di rumah sakit dan kondisinya stabil.
Gejala yang mereka alami termasuk diantaranya batuk, sakit kepala, kelelahan, demam, sakit serta kesulitan bernapas.
Virus ini menyebar terutama melalui kontak udara atau kontak dengan benda yang telah terkontaminasi.
Masa inkubasinya adalah dua hingga 14 hari, namun rata-rata mengalami proses inkubasi selama 7 hari.
Saat isu virus ini menyebar di Prancis.
Belasan orang di jalanan Paris tampak mengenakan masker bedah dan banyak apotek melaporkan penjualan masker yang meningkat drastis.
Namun Menteri Kesehatan Prancis yang juga seorang dokter menyarankan agar masyarakat Prancis juga membersihkan tangan secara benar.
Warga disarankan menggunakan gel sanitiser secara teratur, terutama jika telah menyentuh ruang publik yang banyak disentuh masyarakat lainnya.
Disarankan pula agar menggunakan tisu sekali pakai.

Sejak virus ini pertama muncul di sebuah pasar ikan di Wuhan pada Desember 2019 lalu, berdasar data dari South China Morning Post, ribuan orang telah terinfeksi dan 107 di antaranya meninggal.
Otoritas Kesehatan China mengatakan, mayoritas orang yang meninggal adalah kalangan orang tua atau orang dengan kondisi medis lain yang membuat kekebalan tubuh menurun.
Satu di antara orang yang meninggal merupakan seorang dokter yang merawat para korban.
Saat ini, pemerintah Prancis mengupayakan untuk memulangkan warganya dari Wuhan.
"Kami telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri untuk dapat mengambil keputusan bagaimana cara memulangkan mereka," kata Agnes Buzyn yang dikutip dari tayangan YouTube Metro TV, Senin (27/1/2020).
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)