Selasa, 2 September 2025

Lebih dari Sepertiga Kecelakaan Lalu Lintas di Jepang Terjadi Pada Pengendara Sepeda

Kecelakaan sepeda malah meningkat menjadi 13.094 kasus lebih dari sepertiga kecelakaan kendaraan bermotor di Jepang.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Grafik kecelakaan kendaraan bermotor di Jepang menunjukkan penurunan (atas), tetapi kecelakaan sepeda malah meningkat (bawah) per 31 Desember 2019. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kecelakaan kendaraan bermotor di Jepang diketahui menurun per 31 Desember 2019 yang mencapai 30.267 kasus.

Namun kecelakaan sepeda malah meningkat menjadi 13.094 kasus lebih dari sepertiga kecelakaan kendaraan bermotor di Jepang.

"Grafik memang menampakkan kenaikan kecelakaan sepeda di Jepang ketimbang kendaraan bermotor. Salah satu penyebabnya karena pengendara sepeda banyak yang belum tahu aturan bersepeda di Jepang termasuk orang Jepang sendiri," papar sumber Tribunnews.com, Senin (10/2/2020).

Kenaikan jumlah kecelakaan sepeda terutama dari tahun 2016 hingga kini.

"Jumlah orang bersepeda mulai banyak sejak tahun 2016 di tiga kategori, baik masyarakat biasa, sepeda pengantar makanan atau barang seperti Uber, dan sepeda share yang bisa dipakai bersama di banyak tempat," kata Shigeki Kobayashi (70), Kepala Peneliti Asosiasi Pengguna Sepeda Jepang, Senin (10/2/2020).

Dilarang membunyikan bel sepeda ketika ada orang jalan di depan sepeda.
Dilarang membunyikan bel sepeda ketika ada orang jalan di depan sepeda. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Ada beberapa hal yang membuat pengendara sepeda ugal-ugalan saat bersepeda.

Salah satunya adalah pengguna kendaraan bermotor yang kena macet lalu mencurahkan stresnya kepada pengendara sepeda dianggap mengganggu jalan raya.

Banyaknya sepeda bahkan berjalan berlawanan arah membuat pengendara kendaraan bermotor juga kesal sehingga mencurahkan kekesalan ke pihak pengendara sepeda umum, karena dianggap mobilnya jadi sulit berjalan dengan lancar melihat banyaknya sepeda.

Hasil penelitian yang dilakukan Shigeki Kobayashi juga menunjukkan sopir kendaraan bermotor sebanyak 86 perseb merasa menjadi kesal, uring-uringan kalau melihat sepeda berjalan di dekatnya.

Demikian pula dari 400 responden yang ditanyakan soal bersepeda melawan arah kendaraan bermotor, sebanyak 80 persen pengendara sepeda umum menyatakan memang pernah bersepeda berjalan melawan awah dari arus kendaraan bermotor.

"Pengendara sepeda di Jepang merasa bebas untuk melakukan bersepeda yang sebenarnya karena mereka kurang tahu mengenai peraturan bersepeda di Jepang, jadinya bersikap demikian," tambah Kobayashi.

Bukan hanya soal bersepeda saja, memarkir sepeda pun jadi masalah di Jepang karena banyak yang memarkir sembarangan terutama dekat stasiun kereta api.

Akibatnya kena tilang dipasangi kartu atau kertas catatan pada sepeda warna kuning atau merah kalau sudah keterlaluan berulang kali.

Apabila tidak dipedulikan maka sepeda akan disita di bawa ke tempat penampungan sepeda parkir sembarangan.

Lalu sang pemilik akan dapat kartu pos, ambil sendiri sepedanya bayar denda sekitar 3.000 yen.

Parkir sepeda di Jepang langganan di tempat parkir sepeda sekitar stasiun kereta api per bulan antara 5.000 sampai 10.000 yen, tergantung lokasinya.

Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan