Donald Trump Pecat Pejabat yang Dukung Pemakzulannya, Balas Dendam?
Akhir-akhir ini, suasana hati Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terlihat antara 'sangat bersemangat' dan 'kesal'
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Sri Juliati
Presiden AS ke-45 ini, meluncurkan serangan balas dendam, pada pihak-pihak yang menetangnya selama pemakzulan dan investigasi Mueller berlangsung.
Serentetan tindakan, dilakukan Trump menyusul pembebasannya dari pemakzulan.
Selama 48 jam setelah dia dibebaskan dari pemakzulan, Trump melakukan upaya ofensif.
Pada Jumat, (7/2/2020) dia memberhentikan lebih awal Kolonel Alexander Vindman dari Staf Dewan Keamanan Nasional.
Tindakan ini dinilai publik sebagai upaya balas dendam Trump pada kesaksian Vindman saat sidang pemakzulannya.
Masih di hari yang sama, Trump juga memecat Gordon Sondland, Duta Besar AS untuk Uni Eropa.
Padahal, sebelumnya Gordon mendonasikan 1 juta dolar AS saat Trump dilantik.
Selain itu, seorang pejabat Partai Republik yang menaungi Trump juga ia berhentikan.
Tak lain Senator Partai Republik Mitt Romney, yang dia serang karena mendukung pemakzulannya.
"Saya tidak suka orang-orang yang menggunakan kepercayaan agama mereka sebagai pembenaran."
"Kendati tahu apa yang mereka lakukan itu salah," kata Trump.
Baca: Ivanka Trump Pakai Tagar BTS, ARMY Minta Anak Donald Trump Hapus Cuitan
Baca: Rocky Gerung Bandingkan Penghinaan Wali Kota Surabaya Risma dengan Presiden AS Donald Trump
Romney, membeberkan pada DPR tentang 'bahwa semua orang tahu' Trump menekan Ukraina untuk memulai penyelidikan.
Ia juga menyerang Ketua DPR, Nancy Pelosi dari Partai Demokrat yang memimpin usaha pemakzulannya.
Trump mengatakan, Pelosi telah mendoakan presiden walaupun ia sedang diselidiki.
"Saya juga tidak suka pada orang yang mengatakan 'saya berdoa untukmu', walaupun sebenarnya bukan itu yang mereka maksudkan," kata Trump.