Virus Corona
Sebaran Virus Corona Meluas, Harga Masker Melonjak Tak Masuk Akal di Amerika dan Italia
Harga masker higienis yang dirancang khusus untuk menganggulangi penyebaran wabah corona, tiba-tiba membengkak.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Wulan Kurnia Putri
Platform jual beli terbesar di dunia ini mengingatkan bahwa harga yang dipasang tidak sesuai dengan Kebijakan Harga Wajar.
Sampai saat ini, Amazon belum bisa dihubungi untuk mengonfirmasi atas harga tidak masuk akal yang ditetapkan para penjual.
Sebenarnya, para penjual boleh-boleh saja mengubah harga selama masih wajar menurut Amazon.
Namun, situs penjualan antar negara ini juga akan memperingatkan dan mencatat penjual yang secara kejam menaikkan harga di atas kisaran wajar.
"Jika kami melihat praktik penetapan harga pada penawaran pasar yang merusak kepercayaan pembeli, Amazon dapat menghapus tawaran itu."
"Menangguhkan atau pada kasus yang serius yang terjadi berulang kali akan menagguhkan dan menghentikan hak istimewa penjualan," bunyi kebijakan perusahaan.

Sementara itu, di Italia pemerintah mulai menyelidiki harga masker yang tiba-tiba meroket.
Italia memang menjadi lokasi utama penyebaran virus asal Wuha, China ini.
Kabar terakhir, ada lebih dari 400 kasus terjadi di negara asal spagetti itu.
Sebagian besar terjadi di Kota Lombardy dan Veneto, pusat perekonomian Italia.
"Kami telah memutuskan untuk membuka penyelidikan setelah ada laporan dari media tentang harga masker yang gila."
"Itu ada di beberapa situs online dua hari ini," kata Wakil Kepala Jaksa Penuntut Milan, Tiziana Siciliano dilansir Reuters pada (25/2/2020).
Sesaat setelah wabah ini merebak, banyak apoteker mengatakan mereka telah kehabisan stok masker higienis dan pembersih tangan.
Akibatnya, banyak orang beralih ke toko online di mana harganya naik dengan tidak wajar.
"Harga masker di toko online telah naik dari satu sen menjadi 10 euro (Rp 154 ribu)."
"Sebotol desinfektan berisi satu liter minggu lalu masih di harga 7 euro (Rp 108 ribu), sekarang naik menjadi 39 euro (Rp 603 ribu)," ujar Siciliano.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)