Sosok Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz, Adik Raja Salman, Dilaporkan Ditahan Atas Dugaan Pengkhianatan
Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz dilaporkan telah ditahan atas dugaan pengkhiatan. Ia merupakan satu-satunya saudara laki-laki Raja Arab Saudi.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz dilaporkan telah ditahan atas dugaan pengkhianatan.
Untuk diketahui, Pangeran Ahmed merupakan satu di antara saudara Raja Arab Saudi.
Melansir Al Jazeera, berdasar laporan yang beredar luas, diyakini penahanan Pangeran Ahmed merupakan upaya Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) melakukan konsolidasi kekuatan dalam keluarga kerajaan.
Pangeran Ahmed diamakan pihak berwajib pada Jumat (6/3/2020).
Selain Pangeran Ahmed, keponakan raja dan mantan Menteri Dalam negeri yang juga mantan Puttra Mahkota, Mohammed bin Nayef juga ditahan.
Menurut surat kabar Wall Street Journal yang dikutip Al Jazeera, Pangeran Ahmed dan Mohammed bin Nayef dituduh merencanakan kudeta untuk mengulingkan sang Raja dan putranya, MBS.
Belum ada komentar resmi dari otoritas Arab Saudi terkati penangkapan tersebut.

Lalu, siapakah Pangeran Ahmed?
Berikut ini Tribunnews rangkum profi; dari adik kandung Raja Salman yang dikutip dari Al Jazeera:
Baca: DPR Akan Panggil Dubes RI untuk Arab Saudi Guna Beri Informasi Umrah dan Covid-19
Baca: Arab Saudi Tuding Iran Bertanggungjawab Terkait Penyebaran Virus Corona
Baca: Sebut Pemerintah Lelet Tangani Corona, Musni Umar Bandingkan dengan Arab Saudi: Kita Diam-diam Aja
Anggota Paling Senior
Pangeran Ahmed adalah satu di antara anggota paling senior dari Keluarga AL Saud yang berkuasa.
Pangeran Ahmed dan kakak lelakinya adalah anggota terakhir yang tersisa dari Sudairi Tujuh.
Sudairi Tujuh terdiri dari putra Raja Abdul Aziz.
Untuk diketahui, Raja Abdul Aziz dianggap sebagai pendiri kerajaan modern.
Dilahirkan pada awal 1940, Pangeran Ahmed menerima pendidikan formal di ibukota Saudi, Riyadh.
Pangeran Ahmed kemudian memperoleh gelar ilmu politik dari University of Redlands, California (1968).
Selama beberapa tahun, Pangeran Ahmed bertanggung jawab mengawasi administrasi tempat-tempat suci di Mekah dan Madinah.
Pangeran Ahmed adalah yang termuda dari tujuh bersaudara 'Sudairi'.
Ia memegang pengaruh sebagai anggota Beya atau Dewan Kesetiaan atau dewan bangsawan senior yang menyetujui aksesi ke takhta penerus berikutnya.
Lebih jauh, pada 2017 lalu, ia merupakan satu di antara tifa Anggota Dewan Kesetiaan yang menentang MBS muda menjadi yang pertama di garis takhta.

Meninggalkan Arab Saudi
Pangeran Ahmed meninggalkan Arab Saudi pada November 2017.
Ia keluar dari Arab Saudi sebelum kampanye penangkapan para bangsawan, pejabat tinggi dan elit bisnis, dalam apa yang disebut sebagai upaya untuk memerangi korupsi di antara eselon-eselon tinggi birokrasi kerajaan.
Untuk diketahui, mereka yang ditahan dikurung selama berminggu-minggu di hotel Ritz-Carlton mewah di Riyadh.
Setelah dilaporkan menerima jaminan bahwa ia tidak akan ditahan, Pangeran Ahmed terbang kembali ke kerajaan dari London pada Oktober 2018.
Ketika berada di London, Pangeran Ahmed nampak menentang kampanye militer MBS di Yaman yang ia luncurkan pada 2015.
Saat itu Arab Saudi membentuk koalisi dengan negara-negara Arab lainnya untuk mengalahkan pemberontak Houthi.
Sebuah video hampir dua menit yang dibagikan secara online pada bulan September 2018 menunjukkan Pangeran Ahmed konon menantang demonstran yang memprotes peran kerajaan dalam perang yang menghancurkan di Yaman mengapa mereka mengeluh kepadanya, bukan raja dan putra mahkota.
"Apa yang harus dilakukan oleh seluruh keluarga Al Saud dengan ini?," tuturnya.
"Ada orang-orang tertentu yang bertanggung jawab. Jangan melibatkan orang lain," tambahnya.
Baca: Pangeran Arab Saudi Tahan Tiga Anggota Senior Keluarga Kerajaan Terkait Dugaan Pengkhianatan
Baca: Corona Makin Mencemaskan, Arab Saudi Isolasi Wilayah Qatif, Sekolah Ditangguhkan
Baca: Meninggal di Arab Saudi 10 Februari, Jenazah Kuraesin TKW Asal Indramayu Baru Dimakamkan Jumat Lalu
Ketika ditanya oleh seorang demonstran yang bertanggung jawab atas perang, Pangeran Ahmed menjawab: "Raja dan putra mahkota, dan yang lainnya di negara bagian."
Dia juga mengatakan dia berharap perang di Yaman dan di tempat lain akan berhenti sesegera mungkin.
Tak lama setelah itu, Pangeran Ahmed mengeluarkan pernyataan resmi singkat.
Pernyataan itu menerangkan, komentarnya diambil di luar konteks dan dimaksudkan untuk mengklarifikasi bahwa "Raja dan Putra Mahkota bertanggung jawab atas negara dan keputusannya," jelas pernyataan itu.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)