Virus Corona
WHO Mendesak Semua Negara Lakukan Banyak Tes Covid-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai pandemi Covid-19 ini adalah krisis kesehatan global abad ini.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai pandemi Covid-19 ini adalah krisis kesehatan global abad ini.
Oleh karena itu, mereka menganjurkan semua negara untuk menguji atau melakukan tes kepada suspect atau yang dicurigai terpapar corona.
"Kami memiliki pesan sederhana untuk semua negara - tes, tes, tes," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir Al Jazeera.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona dari WHO, Dilengkapi Gejala Umum Covid-19
Baca: Klarifikasi WHO Terkait Mitos Virus Corona: Cuaca Panas Tak Bisa Cegah Penyebarannya
Diketahui sebelumnya, pada Senin (16/3/2020) WHO kembali melakukan konferensi pers terkait wabah Covid-19.
"Semua negara harus bisa menguji semua kasus yang dicurigai."
"Mereka tidak bisa dilawan dengan mata tertutup," lanjut Tedros.
Salah satu negara yang cukup berhasil mengendalikan epidemi dengan cara pengujian adalah Korea Selatan.
Selasa (17/3/2020) ini Korea Selatan melaporkan 84 kasus pandemi Covid-19.
Sudah tiga hari berturut-turut negara gingseng melaporkan kasus di bawah angka 100.
Angka-angka ini tentu jauh di bawah angka tertinggi yakni 909 infeksi yang diumumkan pada 29 Februari silam.
Sementara korban jiwa bertambah dua orang sehingga kini totalnya 81 jiwa, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) dilansir The Star.
Sebanyak 264 pasien dinyatakan sembuh sehingga kini totalnya ada 1.401 pasien pulih.
Presiden Moon Jae-in yakin Korea Selatan bisa mengatasi virus mematikan ini.
Lantaran laju kasus baru terus menurun.
Meskipun begitu, otoritas mencatat ada kasus besar di Seoul.
Pemerintah Korea Selatan dan Bahrain adalah dua negara dengan jumlah tes terbanyak.
Sekitar lebih dari 5.370 orang per satu juta populasinya melaksanakan tes Covid-19 ini.
Sebagian besar adalah anggota Gereja Shincheonji dimana mudah sekali dilacak.
Mantan Presiden Federasi Asosiasi Medis Islam Malaysia, Dr Musa Mohd Nordin memuji kebijakan yang dilakukan negara asal K-Pop ini.
Menurutnya, Korea Selatan bisa meratakan kurva epidemi Covid-19 di sana.
"Korea Selatan sangat berhasil mengurangi kasus yang dikonfirmasi, dari 900 per-hari menjadi kurang dari 100 per-harinya. Dan itu semakin menurun," jelas Nordin dilansir New Straits Times.
Sampai saat ini, sejumlah negara telah memberlakukan lockdown.
Antara lain China, Italia, Spanyol, Perancis, dan Malaysia.
Namun baik yang melakukan penguncian maupun tidak, mereka tetap menutup sekolah, tempat hiburan, dan semua layanan penting.
Pemerintah juga membatasi perjalanan baik dari dalam maupun keluar, untuk menahan pergerakan massa.
Filipina beberapa waktu lalu mengunci Pulau Luzon dan Manila.
Sedangkan Malaysia pada Senin (16/3/2020) resmi mengumumkan lockdown yang akan dimulai Rabu (18/3/2020).
Sementara Korea Selatan dan China saat ini tengah mewaspadai masuknya wabah dari warga negara asing (WNA).
Kini keduanya memperketat persyaratan kedatangan dari internasional.
Secara global, wabah ini sudah menjangkiti 182.608 orang.
Sementara ada 7.717 orang harus meregang nyawa akibat pandemi asal Wuhan, China ini.
Kabar baiknya, 79.881 pasien dinyatakan telah sembuh.
Angka-angka ini merupakan hasil akumulasi kasus di 163 negara seluruh dunia.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)