Virus Corona
Ahli Ini Sebut Klorokuin Tidak Bisa Jadi Satu Pilihan untuk Covid-19: Tidak akan Selesaikan Masalah
Meski ada sejumlah penelitian yang menilai klorokuin atau anti-malaria bisa digunakan untuk mengobati Covid-19, tapi masih ada anggapan sebaliknya.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Daryono
Obat ini berpotensi berbahaya bila digunakan dalam dosis tinggi atau untuk jangka waktu lama.
Bahkan dapat menyebabkan kebutaan permanen hingga kematian.
Rossman dan Seidah setuju bahwa uji klinis yang lebih besar adalah suatu keharusan, sebelum klorokuin dianggap aman dan efektif sebagai pengobatan untuk COVID-19.
Bahkan belum lama ini ada dua orang Nigeria yang dikabarkan keracunan setelah mengonsumsi obat ini.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah melihat banyak pesan beredar di media sosial tentang klorokuin sebagai obat untuk coronavirus dan di beberapa daerah Lagos."
"Tapi setelah pernyataan Donald Trump butuh perspektif lain, orang-orang secara besar-besaran antri di depan apotek untuk membeli klorokuin," ungkap Ore.
Lantaran meski beberapa penelitian mengungkapkan harapan yang besar kepada obat jenis ini, para ilmuwan sepakat bahwa untuk benar-benar menggunakan ini butuh waktu penelitian berkali-kali.
Terutama untuk memastikan keamanan obat yang satu ini.
Pemerintah Himbau Tidak Gunakan Klorokuin Sembarangan
Pemerintah mendatangkan jutaan obat-obatan berjenis avigan dan klorokuin untuk mengatasi Covid-19 di tanah air.
Namun Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto meminta masyarakat yang sehat agar tidak membeli obat klorokuin tersebut.
Lantaran obat ini termasuk dalam obat keras yang digunakan untuk mengobati, bukan untuk mencegah Covid-19.
Baca: BREAKING NEWS - Jumlah Kasus Positif Corona di Indonesia Naik Jadi 450 Orang, 38 Meninggal
Penggunaan obat ini pun harus dengan resep dokter.
“Ini adalah obat yang akan kami datangkan, dan satu diantaranya sudah akrab kita ketahui yakni klorokuin," kata Yuri pada konferensi pers di Gedung BNPB, pada Sabtu (21/3/2020) pukul 15.30 WIB dikutip dari KompasTV.
“Sehingga tidak perlu masyarakat membeli dan menyimpan obat tersebut,” tegasnya.
Oleh karena itu Yuri berharap tidak ada kesalahpahaman terkait kegunaan dari klorokuin itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)