Virus Corona
Italia Mulai Menguji Tes Kekebalan Virus Corona bagi Petugas Kesehatan
Italia utara tengah menguji petugas kesehatan untuk mengetahui individu mana yang antibodinya kebal terhadap virus corona.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang di Italia utara tengah menguji petugas kesehatan untuk mengetahui individu mana yang antibodinya kebal terhadap virus corona.
Hal itu dilakukan guna membantu menyeleksi individu yang kuat untuk mengatasi pandemi global Covid-19.
Pada Senin (6/4/2020), wilayah timur laut Veneto, salah satu lokasi awal ditemukannya wabah corona di Italia, memulai tes darah pada petugas kesehatan.
Mengikuti wilayah tetangga, Emilia Romagna, yang mulai menguji pada minggu lalu.
"Saya dapat mengumumkan bahwa tes darah pada petugas kesehatan telah dimulai," kata Gubernur Veneto Italia, Luca Zaia, dilansir oleh South China Morning Post.

Baca: Menristek: Pengembangan Vaksin Corona Butuh Waktu 1 Tahun
Setelah fase awal pengujian pada 2.000-3.000 pekerja kesehatan, tes akan diperluas untuk staf dan penduduk di panti jompo.
Tes juga akan dilakukan kepada para pekerja yang berhubungan dengan masyarakat.
Zaia mengatakan tujuan adalah untuk memungkinkan pihak berwenang mengeluarkan "kebijakan" agar individu yang terbukti kebal terhadap virus bisa kembali bekerja.
Tes dilakukan ketika jumlah kematian dan infeksi telah rata di Italia.
Untuk itu pemerintah setempat telah mulai mempertimbangkan jika adanya tahap kedua pandemi atau tahap krisis ketika 'lockdown' mulai dibuka kembali.
Diketahui, jumlah total kasus yang dikonfirmasi meningkat hanya 3.599 pada Senin (6/4/2020).

Baca: Doni Monardo: Kita Tidak Ingin Ada Pejabat Daerah yang Menutup Jalan Saat Pemberlakuan PSBB
Total kasus pun menjadi 132.547, meski begitu angka tersebut adalah angka kenaikan harian terendah sejak 17 Maret 2020.
Sementara jumlah kematian meningkat 636 dengan total 16.523, atau hanya di bawah seperempat dari semua kematian yang tercatat di dunia.
Akibat wabah corona, ekonomi Italia menjadi terpuruk sejak sejak Perang Dunia II sebelumnya.
Pihak berwenang pun putus asa untuk memulai kembali produksi ekonomi.
Sebab, yang ditakutkan adanya gelombang kedua infeksi, bisa 'menyalakan' kembali pandemi.
Tetapi dengan tidak adanya obat atau vaksin, akan menjadi tidak pasti apakah seseorang individu bisa kebal untuk melawan virus.
Tes mencari antibodi yang memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi penyakit, lebih sederhana daripada tes swab atau PCR.
Tetapi ada beberapa keraguan apakah mereka dapat hasil yang bisa diandalkan.

Baca: Fakta Tak Terduga Saat Vaksin Corona Disuntikkan ke Tubuh Relawan : Langsung Demam, Ada yang Diare
"Beberapa mengatakan mereka akan bekerja, yang lain mengatakan mereka tidak akan," kata Zaia.
"Itu semua harus dibuktikan tetapi begitulah cara pembuatan vaksin juga," tambahnya.
Tes darah, yang menghasilkan hasil jauh lebih cepat daripada tes swab, bertujuan untuk mengidentifikasi dua jenis antibodi.
Jenis pertama yang sudah terjangkit dengan virus.
Sedangkan jenis kedua yang akan menunjukkan apakah tubuh kuat atau kebal untuk menahan virus.
"Kami mulai memverifikasi apakah tes ini efektif dan apakah mereka sesuai dengan analisis molekuler," kata Andrea Crisanti, seorang profesor virologi di Universitas Padua, yang sedang melakukan pengujian dengan University of Verona.
"Saya pikir dalam dua minggu atau sebulan kita akan memiliki data yang cukup untuk mempercayainya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)