Prancis Hadapi Resesi, Bank Sentral Umumkan Penurunan 6 Persen PDB Selama Kuartal Pertama 2020
Ekonomi Prancis kini tengah terpuruk di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang mewabah secara global
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Ekonomi Prancis kini tengah terpuruk di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang mewabah secara global dan menginfeksi 73.488 orang serta membunuh 8.896.
Langkah-langkah penguncian (lockdown) yang diberlakukan oleh banyak negara telah berdampak signifikan pada kondisi ekonomi.
Ini bahkan mengakibatkan anjloknya perdagangan di pasar saham dan mempengaruhi sektor industri global.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (10/5/2020), Bank of France mengumumkan pada Rabu lalu waktu setempat, bahwa ekonomi Prancis saat ini kehilangan hampir 6 persen hanya dalam waktu tiga bulan pertama pada tahun ini, menandai kinerja terburuk sejak 1945.
Baca: FAKTA Pasien Sembuh Corona di Balikpapan: Disambut Warga Pakai Spanduk hingga Diisikan Pulsa Listrik
Bank sentral tersebut juga mencatat dalam pernyataan resminya bahwa selama kuartal terakhir 2019, ekonomi Prancis juga menyusut 0,1 persen.
Baca: Waspada, Perokok Berisiko Tinggi Terkena Covid-19, Gejalanya Bisa Lebih Parah
Ini mengindikasikan bahwa dengan penurunan selama 6 bulan, Prancis secara teknis mengalami resesi.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire sebelumnya membahas mengenai krisis tersebut.
Ia menyatakan, situasi saat ini akan lebih buruk daripada tahun 2009 yang menunjukkan penurunan sebesar 2,2 persen.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum Prancis Gerald Darmanin berjanji untuk tidak menaikkan pajak dalam waktu dekat dalam upaya untuk menopang sektor bisnis.
Pemerintah Prancis telah melakukan lockdown sejak 17 Maret lalu, sementara ibu kotanya, Paris tengah memperkenalkan langkah-langkah tambahan untuk menekan penyebaran wabah ini.