Selasa, 26 Agustus 2025

AS Pindahkan Sistem Pertahanan Rudal ke Irak setelah Muncul Serangan Milisi yang Didukung Iran

Amerika Serikat memindahkan sistem pertahanan rudal ke Irak setelah serangan pemberontak yang didukung Iran beberapa waktu lalu.

Editor: Ifa Nabila
BBC
ILUSTRASI - Rudal balistik jarak jauh Iran, Shahab 2. - Pasca Serangan ke Pangkalan Militer AS di Irak, Iran Minta Amerika Tarik Pasukan dari Timur Tengah 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat memindahkan sistem pertahanan rudal ke Irak setelah adanya serangan milisi yang didukung Iran beberapa waktu lalu.

Kini pasukan AS dan sekutu telah dilindungi dengan sistem pertahanan udara baru di pangkalan militer Irak.

Mengutip Times of Israel, peluncur rudal Patriot dan dua sistem serangan jarak pendek lainnya sekarang berada di Pangkalan Udara al-Asad.

Al-Asad merupakan lokasi di mana Iran melakukan serangan rudal balistik besar-besaran terhadap AS dan pasukan koalisi pada Januari 2020.

Baca: AS Mengutuk Serangan Rudal Balistik Terhadap Arab Saudi

Baca: Arab Saudi Cegat Rudal yang Melintas di Atas Riyadh, 2 Warga Sipil Luka-luka

ILUSTRASI - Rudal balistik jarak jauh Iran, Shahab 2. - Pasca Serangan ke Pangkalan Militer AS di Irak, Iran Minta Amerika Tarik Pasukan dari Timur Tengah
ILUSTRASI - Rudal balistik jarak jauh Iran, Shahab 2. - Pasca Serangan ke Pangkalan Militer AS di Irak, Iran Minta Amerika Tarik Pasukan dari Timur Tengah (BBC)

Selain itu, pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatatakn, Iran juga menyerang pangkalan militer AS di Irbil.

Dari penuturannya dketahui, sistem pertahanan roket jarak pendek dipasang di Camp Taji.

Secara bertahap, militer memindahkan sistem pertahanan ke Irak selama beberapa bulan terakhir untuk memberikan lebih banyak perlindungan bagi pasukan yang sebelumnya melihat serangkaian serangan rudal.

Baca: Roket Menghantam Daerah Dekat Perusahaan Minyak AS di Irak Selatan, Tak Ada Kerusakan dan Kematian

Baca: Para Ahli Khawatirkan Hoaks yang Menyebar di Irak di Tengah Wabah Covid-19

ILUSTRASI - Pertempuran antara pasukan militer Filipina dan para milisi di kota Marawi semakin intens. Serangan udara dilancarkan menyasar markas-markas para pemberontak.
ILUSTRASI - Pertempuran antara pasukan militer Filipina dan para milisi di kota Marawi semakin intens. Serangan udara dilancarkan menyasar markas-markas para pemberontak. (capture video)

Muncul Pertanyaan tentang Kurangnya Sistem Pertahanan Udara di Irak

Setelah Iran meluncurkan serangan rudal balistik besar-besaran terhadap pasukan AS di al-Asad pada Januari 2020, muncul pertanyaan tentang kurangnya sistem pertahanan udara di pangkalan-pangkalan tersebut.

Sebelum serangan rudal, para pemimpin militer AS tidak percaya sistem pertahanan diperlukan di sana.

Seperti diketahui, bebeda dari lokasi lain di seluruh dunia, serangan udara sering terjadi di wilayah tersebut.

Kini, sistem pertahanan tersebut telah beroperasi.

Pejabat tinggi AS memperingatkan bahwa ancaman dari kelompok proxy Iran akan terus berlanjut.

Baca: Rentetan Roket Katyusha Serang Pangkalan Militer Dekat Baghdad, 3 Personel Koalisi Pimpinan AS Tewas

Rangkaian Serangan Udara Iran

Beberapa roket menghantam di dekat situs perusahaan jasa ladang minyak AS di Irak selatan minggu ini.

Serangan tersebut adalah yang pertama dalam beberapa bulan terakhir dengan menargetkan kepentingan energi AS.

Diketahui, orang AS telah meninggalkan lokasi itu sebelum diserang dengan rudal.

Lebih jauh, Presiden AS Donald Trump awal pekan lalu mengatakan, pemerintahannya telah menerima informasi bahwa Iran merencanakan serangan.

Meski tidak memberikan rincian lebih lanjut, Donald Trump lantas memperingatkan Iran dalam unggahan Twitternya.

Jika pasukan AS diserang oleh Iran, "Iran akan membayar harga sangat mahal," tegas Trump.

Baca: Pasca Membunuh Qaseem Soleimani, Amerika Tak Bisa Nyaman Lagi di Timur Tengah

Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani

Pada awal Januari 2020, AS melancarkan serangan udara di Baghdad yang menewaskan perwira militer paling tinggi Iran, Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis, pemimpin milisi yang didukugn Iran di Irak.

Selanjutnya, Kataib Hezbollah, satu di antara milisi tersebut telah bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap AS, Irak dan pasukan koalisi.

Pembunuhan Soleimani itu pun memicu serangan rudal balistik Iran.

Serangan tersebut mengakibatkan 100 tentara AS mengalami cedera otak traumatis.

Kesepakatan Nuklir dan Sanki AS Terhadap Iran

Lebih jauh, perseteruan AS dan Iran mengingatkan kembali dengan kesepakatan nuklir.

Seperti diketahui, Donald Trump telah menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 lalu dan menerapkan sanki terhadap Iran.

Mengutip dari Global News, sanki AS terhadap Iran kini telah dilonggarkan atau dicabut berdasarkan ketentuan dan kesepakatan.

Akhir bulan lalu, pemerintah menjatuhkan sanksi terhadap 20 orang dan perusahaan Iran karena mendukung milisi Syiah yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan AS

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan