Rabu, 10 September 2025

Virus Corona

Rumah Sakit di Inggris Akhirnya Mengizinkan Pasien Covid-19 yang Sekarat Dibesuk oleh Keluarganya

Rumah Sakit di Inggris Akhirnya Mengizinkan Pasien Covid-19 yang Sekarat Dibesuk oleh Keluarganya

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
Alberto PIZZOLI / AFP
ILUSTRASI - Dokter Enrico Ramoni, mengenakan alat pelindung, memeriksa peralatan medis seorang pasien di unit perawatan intensif di rumah sakit Casal Palocco dekat Roma, pada 8 April 2020 

TRIBUNNEWS.COM - Peraturan tidak dibolehkannya pasien Covid-19 dijenguk oleh keluarganya kini dilonggarkan oleh salah satu rumah sakit di Inggris, setelah adanya permohonan sekaligus kritik dari seorang perawat.

Seperti yang dilansir Express UK, tindakan belas kasih itu akhirnya disetujui oleh Royal University Hospital Bath (RUHB), yang sebelumnya melarang keluarga membesuk pasien demi meminimalkan penyebaran virus corona.

Soal larangan besuk tersebut, rumah sakit sebenarnya telah mengikuti prosedur standar.

Namun, dalam sebuah pernyataan, manajemen rumah sakit mengatakan mereka telah memutuskan untuk mengubah aturannya.

Baca: PM Inggris Boris Johnson Pulang dari Rumah Sakit, Tunangannya Sampaikan Terima Kasih Pada NHS

Setelah meninjau pedoman nasional, aturan itu dilonggarkan demi mengakomodasi "saat-saat terakhir pasien."

Rumah sakit mengatakan: "Kunjungan pasien di rumah sakit tidak diperbolehkan, kecuali jika pasien sudah sekarat."

"Setelah mempertimbangkan dengan seksama, kami percaya bahwa kami dapat, dalam beberapa situasi, dengan aman melindungi pembesuk saat mereka melihat keluarganya untuk yang terakhir kalinya."

Dokter Enrico Ramoni, mengenakan alat pelindung, memeriksa peralatan medis seorang pasien di unit perawatan intensif di rumah sakit Casal Palocco dekat Roma, pada 8 April 2020
Dokter Enrico Ramoni, mengenakan alat pelindung, memeriksa peralatan medis seorang pasien di unit perawatan intensif di rumah sakit Casal Palocco dekat Roma, pada 8 April 2020 (Alberto PIZZOLI / AFP)

Sebelumnya, seorang perawat rumah sakit menulis postingan di media sosial, di mana ia mengkritik aturan untuk melarang pembesuk melihat keluarganya yang sudah sekarat.

Perawat itu menilai aturan tersebut sangat kejam.

Baca: VIRAL Satpam Tampar Perawat: Pengakuan Korban dan Pelaku hingga Permintaan Maaf Wali Kota Semarang

Rumah sakit menyangkal mengetahui adanya postingan perawat tersebut.

Namun Dr Bernie Marden, direktur medis, mengatakan:

"Kami sangat senang kami dapat mengubah pandangan kami soal ini."

"Sangat penting bagi kami untuk mendukung pasien dan orang-orang yang mereka cintai pada saat-saat yang paling sulit ini."

Sebelum kelonggaran ini, mayoritas orang hanya bisa mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga mereka yang sekarat melalui video call.

Baca: Ini Pengakuan Pria yang Tampar Perawat Karena Kesal Disuruh Pakai Masker: Cuma Menggetok Wajahnya

Sebuah laporan di Guardian menggambarkan bagaimana satu keluarga menonton hanya lewat video call, di mana ayah mereka yang sakit parah saat itu dilepaskan dari ventilator di sebuah rumah sakit di London tenggara pada bulan Maret.

Perawat yang bertugas mengatakan kepada Guardian:

"Sangat memilukan bahwa dia meninggal tanpa ditemani keluarganya, tanpa ada yang memegang tangannya atau memberinya ciuman selamat tinggal, tetapi setidaknya mereka melihatnya di saat-saat terakhirnya."

Pada hari Minggu (12/4/2020), para pejabat kesehatan mengkonfirmasi lebih dari 700 kematian di rumah sakit akibat virus corona di Inggris, jumlah kematian yang terus meningkat.

Lebih dari 10.000 orang kini kehilangan nyawa karena virus corona.

Baca: Selain Gelar Yang Mulia, Pangeran Harry Rupanya Juga Singkirkan Nama Belakang Keluarga Kerajaannya

Para ahli memperkirakan masih banyak kasus yang akan datang.

Inggris dengan cepat menjadi pusat gempa untuk COVID-19 di Eropa.

Beberapa ahli memperkirakan total kematian akan menjadi lebih tinggi daripada di Italia dan Spanyol.

Angka-angka kematian yang tinggi terlihat ketika petugas kamar mayat memperingatkan bahwa mereka sudah kehabisan kantong mayat.

Barber Medical, yang memegang kontrak NHS untuk pasokan kamar jenazah, mengatakan kepada BBC bahwa ketersediaan kantung jenazah adalah masalah yang nyata.

Seorang pemasok utama mengatakan kepada BBC karena adanya penimbunan, tidak mungkin untuk mendapatkan lebih banyak kantong mayat.

Pemasok bahkan harus membeli kantung mayat dari China namun mengatakan pengiriman itu membutuhkan enam minggu untuk untuk tiba karena menggunakan kapal.

Pengiriman dengan pesawat bukan pilihan karena tarifnya yang sedang meroket saat ini, sebagaimana yang diminta oleh maskapai penerbangan.

Pemasok telah mempertimbangkan untuk membuat tas sendiri, tetapi tidak dapat mendapatkan serat plastik yang sesuai.

Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan bahwa tidak ada alasan khusus untuk kantong mayat digunakan untuk mengangkut mayat, karena virus corona akan membusuk dengan cepat setelah seorang pasien meninggal.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan