Virus Corona
Petugas Medis Ini Hadapi Demonstran Anti-Lockdown di AS, Diteriaki namun Tidak Bergeming
Namun di sejumlah negara bagian Amerika Serikat, banyak warga yang tidak setuju dengan kebijakan lockdown di AS.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
Diketahui ratusan demonstran berbaris di jalanan menuju kota sambil mengendari kendaraan mereka dan membunyikan klakson.
Banyak yang mengibarkan bendera Amerika dan memegang tanda yang bertuliskan, 'Akhiri Virus, Bukan Ekonomi' dan 'Kita perlu stabilitas untuk tetap sehat'.
Sementara itu diperkirakan 2.500 orang berunjuk rasa di ibu kota negara bagian Washington di Olympia untuk memprotes perintah tinggal di rumah oleh Gubernur Jay Inslee.
Mereka juga menentang larangan pertemuan 50 orang atau lebih.
Meskipun ada permintaan dari panitia unjuk rasa untuk mengenakan penutup wajah atau masker seperti yang direkomendasikan otoritas kesehatan masyarakat, tetapi kenyataannya banyak yang tidak melakukan hal itu.
"Mematikan bisnis dengan memilih pemenang dan pecundang di mana ada yang esensial dan tidak penting adalah pelanggaran konstitusi negara bagian dan federal," kata penyelenggara demo, Tyler Miller dikutip dari Reuters.
Trump Dukung para Demonstran
Bersama serangkaian cuitan provokatifnya Jumat (17/4/2020) lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung gerakan protes warga terkait lockdown.
Diketahui sebelumnya, ramai di AS para warga dari seluruh negeri berdemo meminta agar penguncian dicabut kembali.
Trump memulai dukungannya itu dengan kata 'Liberate Minnesota', diberitakan Al Jazeera.
Baca: Sempat Direvisi, Trump Sebut Angka Kematian China Jauh Lebih Tinggi
Baca: Indonesia Dukung WHO yang Sedang Bersitegang dengan Presiden Trump
Presiden ini juga mendukung penuh aksi demo yang terjadi di Michigan dan Virginia itu.
Ketiga negara bagian itu dipimpin oleh gubernur dari Partai Demokrat.
Sementara negara bagian Michigan sangat berpengaruh dalam pemungutan suara pilpres November mendatang.
Membahas Virginia, Trump menulis cuitan tentang amandemen keduanya.
Negara bagian ini diketahui dulunya dikuasai Republik dan kemudian berubah ke Demokrat selama pemilihan 2018.