Selasa, 2 September 2025

Virus Corona

Perdana Menteri Jepang Dikritik karena Kirim Masker Kotor dan Ada Serangganya pada Warga

Sudah dikritik karena dianggap tidak tegas tangani Covid-19, kini Pendana Menteri Jepang Shinzo Abe kembali menuai sorotan dari masyarakat.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Kazuhiro NOGI / AFP
Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus. 

TRIBUNNEWS.COM - Sudah dikritik karena dianggap tidak tegas tangani Covid-19, kini Pendana Menteri Jepang Shinzo Abe kembali menuai sorotan dari masyarakat.

Kali ini menyoal kebijakan pembagian masker di seluruh rumah tangga Jepang.

Menurut warga yang sudah menerima kiriman tersebut, masker-masker itu ternyata dalam keadaan kotor, terkontaminasi debu, terdapat serangga mati, bahkan rambut manusia sebagaimana laporan The Star

Baca: PM Jepang Minta Warga Tidak Pulang Kampung Saat Golden Week 29 April 2020

Baca: Perusahaan MK di Jepang Siapkan Taksi Khusus untuk Menjemput Petugas Medis Sepulang Kerja

Sebelumnya, inisiatif Abe atas pembagian masker ini diumumkannya pada 1 April silam.

Tujuannya tentu untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di Jepang.

Abe mengirimkan dua masker kain ke setiap satu rumah tangga, dengan total ada 50 juta rumah tangga di Jepang.

Ini juga dilakukannya setelah melihat adanya panic buying pada masker ini.

Sepuluh juta masker kloter pertama dikirimkan pada pertengahan minggu lalu.

Pada awalnya paket ini dikirim ke pemerintah daerah untuk utamanya dibagikan kepada para wanita hamil yang dinilai beresiko tinggi terjangkit Covid-19.

Namun setelah itu, otoritas lokal dan Departemen Kesehatan tiba-tiba menerima banyak aduan.

Menurut televisi lokal di negeri sakura, NHK, lebih dari 1.900 warga dari 80 kota di seluruh negeri meminta masker pengganti pada Sabtu lalu.

Sejak saat itu, bermunculan kritik pedas dari warga Jepang di media sosial.

"Jika ada noda yang terlihat di masker ini, apakah itu tidak berarti bahwa ada kontaminasi yang tidak bisa kita lihat?" tanya salah satu pengguna Twitter.

"Aku terlalu takut untuk menggunakan masker ini. Jadi apa yang harus kita lakukan? Kirim mereka kembali? Buang-buang uang pembayar pajak ini."

"Kementerian memberitahu kita sekarang untuk tidak memberikan masker ini kepada wanita hamil," kata yang lain.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan