Virus Corona
Kisah Pasutri Keliling Dunia Saat Pandemi Corona, Berbulan-bulan di Laut Tak Tahu Ada Badai Covid-19
ADA kejadian unik yang dialami pasangan Elena Manighetti dan Ryan Osborne yang tengah melakukan pelayaran keliling dunia. Mereka tak tau ada covid-19.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - ADA kejadian unik yang dialami pasangan Elena Manighetti dan Ryan Osborne yang tengah melakukan pelayaran keliling dunia.
Mereka tidak tahu pada saat ini dunia tengah mengalami pandemi Covid-19
yang menelan korban jiwa sekira 190.896 orang di seluruh dunia.
Pada 2017, Elena Manighetti dan Ryan Osborne melakukan hal yang lama mereka impikan yaitu berhenti bekerja, membeli kapal, dan keliling dunia menggunakan kapal itu.
Mereka tetap kontak dengan keluarga, tapi punya satu syarat, tidak boleh mengabarkan berita buruk.
Pasangan asal Manchester, Inggris, ini sedang berlayar melintasi Samudra Atlantik dari Kepulauan Kanari menuju Karibia ketika, tanpa sepengetahuan mereka, virus corona sedang menyebar ke seluruh dunia.
Sesudah 25 hari di laut dan sangat sedikit berhubungan dengan dunia luar, pasangan ini berencana berlabuh di pulau kecil di Karibia pertengahan Maret.
Ketika mereka mendapat sinyal telepon sembari berlayar, mereka baru tahu perbatasan pulau itu sudah
ditutup dan dunia sedang dilanda oleh pandemi.
“Bulan Februari kami mendengar adanya virus di China.
Tapi sedikit sekali informasi yang kami punya, dan kami bayangkan saat tiba di Karibia, segalanya sudah
normal,” kata Elena.
Ryan menambahkan, “Ternyata yang terjadi sebaliknya. Kami baru tahu infeksi menyebar ke seluruh
dunia.”

Sepanjang waktu, pasangan ini nyaris tak punya akses ke internet. Mereka juga tak
berhubungan dengan keluarga dan teman-teman sehingga tak mengerti seberapa serius masalah sesungguhnya.
“Kami bilang ke kontak kami di darat, kami tak mau mendengar berita buruk,” kata Ellena, yang keluarganya tinggal di Lombardy, daerah paling terdampak Covid-19 di Italia.
“Kami mencoba berlabuh di wilayah Prancis di Karibia, tapi ketika tiba kami baru tahu perbatasan ditutup dan pulau itu tak mengizinkan orang masuk,” tambah Ryan.
Awalnya, mereka menyangka langkah itu hanya pencegahan sementara karena sedang musim ramai.
Mereka kemudian kembali ke kapal dan mengarahkannya ke Granada, akhirnya tiba di wilayah laut di mana sinyal telepon 4G cukup baik.
Mulailah mereka mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dan mereka mulai paham besarnya
pandemi ini.
“Seorang teman kami sudah tiba di San Vincente, yang seharusnya jadi tempat tujuan kami.
Kami berhasil menghubunginya 10 jam sebelum tiba di pelabuhan. Ia bilang kami akan ditolak masuk
karena kami warga negara Italia, sekalipun faktanya sudah berbulan-bulan saya tak ke Italia,” kata Elena.
