Minggu, 7 September 2025

Virus Corona

PM Inggris Putar Otak Cari Solusi Buka Lockdown Tanpa Memicu Gelombang Kedua Virus Corona

Boris Johnson tengah mencari cara membuka lockdown yang menghancurkan ekonomi Inggris, tanpa memicu gelombang kedua wabah virus corona.

AFP/POOL/LEON NEAL
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson - PM Inggris Boris Johnson Memperingatkan Pertarungan Virus Corona Gelombang Kedua 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali bekerja setelah sembuh dari virus corona atau Covid-19.

Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, ia dilanda dilema terbesar dalam masa jabatannya.

Boris Johnson harus mencari cara membuka lockdown yang menghancurkan ekonomi Inggris, tanpa memicu gelombang kedua wabah virus corona.

Dalam pernyataannya Senin pagi (27/4/2020), ia mengatakan pemerintah tidak bisa menjelaskan kapan atau bagaimana tindakan pembatasan akan mereda.

Tetapi, pemerintah menawarkan harapan dengan menambahkan kemajuan.

Baca: Boris Johnson Peringatkan Risiko Lonjakan Korban Jiwa Inggris Bila Lockdown Buru-buru Dilonggarkan

Baca: Seminggu Dirawat karena Covid-19, PM Inggris Boris Johnson Pulih dan Sudah Kembali Bekerja

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris (Tolga AKMEN / AFP)

Lebih lanjuut, pemerintah harus segera mengatasi sektor bisnis yang semakin melemah di tengah lockdown ini.

"Kami tidak bisa menguraikan sekarang seberapa cepat atau lambat atau kapan perubahan itu akan dilakukan," kata Johnson.

"Saya mengerti ketidaksabaran Anda, saya berbagi kecemasan Anda," tegasnya.

"Saya sepenuhnya berbagi urgensi Anda, ini adalah urgensi pemerintah, namun kita juga harus mengamati resiko lonjakan kedua, resiko kehilangan kendali virus itu, dan membiarkan tingkat reproduksi kembali lebih dari satu," paparnya.

"Karena itu berarti tidak hanya gelombang baru kematian dan penyakit tetapi juga bencana ekonomi," terangnya.

Lebih jauh, pemerintahan Inggris dan para penasihat ilmiah mendiskusikan kapan ekonomi haru mulai kembali dibuka.

Meski dalam bentuk terbatas, mengingat jumlah orang meninggal karena infeksi virus corona mencapai lebih dari 20 ribu pada akhir pekan kemarin.  

Baca: Aturan Lockdown Mulai Longgar, Pabrik Volkswagen di Wolfsburg Kembali Lanjutkan Produksi

Lockdown Paling Ketat

Sebagaimana diketahui, Inggris berada di jalur negara Eropa yang paling terpukul dengan lebih dari 20.732 kematian di rumah sakit dilaporkan pada Sabtu (25/4/2020).

Total angka kematian di Inggris jauh lebih tinggi karena statistik kematian di luar rumah sakit.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan