Virus Corona
Ekonomi Mulai Goyah, Afrika Selatan Longgarkan Lockdown Virus Corona
Afrika Selatah secara bertahap milai melonggarkan lockdown ketat virus corona, beberapa industri dibuka kembali setelah lima minggu dalam lockdown.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
Lebih jauh, Presiden Cyril Ramaphosa mengambil keputusan mengejutkan untuk melonggarkan lockdown.
Ini merupakan upaya untuk mencapai keseimbangan antara melindungi kesehatan masyarakat dan ekonomi.
"Rakyat kita perlu makan," tegas Ramaphosa.
"Mereka perlu mencari nafkah," tambahnya.
"Perusahaan harus dapat menghasilkan dan berdagang, mereka perlu menghasilkan pendapatan dan mempertahankan karyawan mereka dalam pekerjaan," terangnya.
Resesi Ekonomi Afrika Selatan
Selanjutnya ekonomi Afrika Selatan berada dalam resesi dan terhuyung-huyung dari pertumbuhan rendah.
Afrika Selatan juga tercatat memiliki utang yang tinggi sebelum pandemi virus corona dimulai.
Pekan lalu, Presiden Ramaphosa meluncurkan paket stimulus ekonomi dan bantuan sosial senilai $ 26,9 miliar atau Rp 409 miliar.
Menteri Keuangan Tito Mboweni mengatakan negara itu akan meminta bantuan coronavirus dari IMF dan Bank Dunia.
Ahli Epidemiologi Penyakit Menular Beri Tanggapan
Lebih jauh, lockdown di Afrika Selatan memiliki dampak buruk pada perekonomian.
Tetapi penasihat pemerintah atas pandemi mengatakan telah memperlambat tranmisi.
"Lockdown telah memiliki efek yang cukup," kata Ahli Epidemiologi Penyakit Menular Salim Abdool Karim kepada AFP.
"Kami telah mendapat bukti yang cukup jelas bahwa kami telah meratakan kurva," tegasnya.