China Balas Tuduhan AS Tentang Asal Virus Corona, Jubir Kemlu China Sebut Politisi AS Berbohong
China membalas tuduhan-tuduhan Presiden AS, Donald Trump tentang virus corona yang berasal dari labolatoriun di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
TRIBUNNEWS.COM - China membalas tuduhan-tuduhan Presiden AS, Donald Trump tentang virus corona yang berasal dari labolatoriun di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Pihak China mengatakan Amerika Serikat tidak punya bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
"Saya pikir masalah ini harus diserahkan kepada para ilmuwan dan profesional medis, dan bukan politisi yang berbohong demi tujuan politik domestik mereka sendiri," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Hua Chunying kepada wartawan, Rabu (6/5/2020) lalu dikutip dari Aljazeera.
Baca: Peneliti AS Temukan Jenis Baru Virus Corona yang Lebih Berbahaya
Baca: Harga Minyak Mentah Brent Naik Lebih Dari 32 Dolar AS Per Barel, Pertama Kali Sejak 14 April
Sementara itu, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo terus melancarkan klaim-klaim terkait penanganan Beijing pada wabah.
Menurutnya China bisa mencegah ratusan ribu kematian di dunia dengan trnasparansi data yang harus ditingkatkan.
"Tuan Pompeo berulang kali berbicara tetapi dia tidak bisa memberikan bukti. Bagaimana dia bisa? Karena dia tidak punya," tegas Hua menyoal tuduhan Pompeo.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus corona itu muncul secara alami.
Pihaknya juga mengklaim belum ada bukti yang mendukung tuduhan virus SARS-CoV-2 berasal dari labolatorium.
WHO bahkan menilai pernyataan pejabat AS bernada spekulatif saja.
AS dan sejumlah negara dunia mengecam China yang dianggap tidak tanggap menangani virus corona.
Diketahui pertama kali muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei pada Desember tahun lalu.
Hingga saat ini, hampir 3,7 juta orang telah terinfeksi secara global dalam pandemi ini, dengan lebih dari 258.000 kematian.
Menurut laporan Worldometers pada Kamis (7/5/2020), dunia telah mencatat 3.835.125 kasus infeksi Covid-19.
Sebanyak 265.244 meregang nyawa akibat wabah ini dan 1.307.217 berhasil sembuh.
"China bisa menyelamatkan dunia dari kelesuan ekonomi global. Mereka punya pilihan tetapi, sebaliknya, China menutupi wabah di Wuhan."