Selasa, 26 Agustus 2025

Virus Corona

Belum Bebas Wabah, China Lockdown Satu Kota setelah Mendeteksi 13 Infeksi Lokal

Saat dunia masih berusaha menyelesaikan gelombang pertama pandemi Covid-19, China justru datang dengan kabar wabah gelombang kedua.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Hector RETAMAL / AFP
Orang-orang yang mengenakan pakaian pelindung dan masker tiba di Stasiun Kereta Api Hankou di Wuhan, untuk naik salah satu kereta api pertama yang meninggalkan kota di provinsi Hubei tengah China awal 8 April 2020. Pihak berwenang Cina mencabut larangan lebih dari dua bulan pada perjalanan keluar dari kota di mana pandemi global pertama kali muncul. 

Sebagian besar fasilitas publik, termasuk beberapa pusat layanan pemerintah juga ditutup.

Kendati demikian, sejumlah pemimpin departemen pemerintah masih diizinkan untuk pergi ke kantor untuk menangani masalah Covid-19.

Wabah di Shulan terjadi setelah pemerintah setempat memberlakukan kembali penutupan di bagian timur laut dalam beberapa pekan terakhir.

Satu contohnya di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang yang dikunci pada akhir April lalu setelah melaporkan 52 kasus impor.

Foto diambil pada Rabu, 23 Maret 2020 menunjukkan penduduk bersorak saat anggota tim bantuan medis dari Chongqing berangkat untuk pulang setelah membantu upaya pemulihan virus corona atau COVID-19 di daerah Yunmeng, di kota Xiaogan di Provinsi Hubei, China Tengah. China pada 24 Maret 2020 mengumumkan bahwa lockdown terhadap lebih dari 50 juta orang di Provinsi Hubei akan dicabut.
Foto diambil pada Rabu, 23 Maret 2020 menunjukkan penduduk bersorak saat anggota tim bantuan medis dari Chongqing berangkat untuk pulang setelah membantu upaya pemulihan virus corona atau COVID-19 di daerah Yunmeng, di kota Xiaogan di Provinsi Hubei, China Tengah. China pada 24 Maret 2020 mengumumkan bahwa lockdown terhadap lebih dari 50 juta orang di Provinsi Hubei akan dicabut. (STR/AFP)

Kekhawatiran lain muncul di Suifenhe, kota perbatasan yang mengalami peningkatan infeksi corona yang signifikan.

Hal itu terjadi setelah warga Tiongkok pulang dari Rusia pada bulan lalu.

Namun pembatasan sosial di Harbin telah dilonggarkan secara bertahap karena jumlah kasus mulai turun.

Meskipun semua pos pemeriksaan perbatasan China dengan Rusia tetap ditutup.

Penerapan lockdown atau penguncian wilayah yang ketat di berbagai wilayah China menggambarkan kesulitan pemerintah ketika negara mulai dibuka.

Alhasil tindakan penguncian kini didasarkan apakah kasus infeksi naik atau turun.

Baca: Bantah 500 TKA China Masuk Indonesia, Pemerintah Tunda Izin Kedatangannya Sampai Situasi Membaik

Baca: Situasi di China Hampir Normal, Liga Bersiap Bergulir kata Roberto Donadoni

Pendekatan China dalam menangani wabah corona relatif lebih ketat dibanding negara lainnya.

Sebab pemerintah memaksakan penguncian meskipun jumlah kasus Covid-19 baru di tempat-tempat seperti Shulan dan Harbin adalah proporsi yang relatif kecil dari populasi.

China melaporkan 10 kasus Covid-19 lokal baru dan tujuh kasus impor.

Di antaranya, ada lima yang terkait dengan kompleks di Wuhan, menjadi kluster kasus baru pertama di kota itu sejak penutupannya selama berbulan-bulan dicabut pada awal April silam.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan