Virus Corona
Belum Bebas Wabah, China Lockdown Satu Kota setelah Mendeteksi 13 Infeksi Lokal
Saat dunia masih berusaha menyelesaikan gelombang pertama pandemi Covid-19, China justru datang dengan kabar wabah gelombang kedua.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
Sebagian besar fasilitas publik, termasuk beberapa pusat layanan pemerintah juga ditutup.
Kendati demikian, sejumlah pemimpin departemen pemerintah masih diizinkan untuk pergi ke kantor untuk menangani masalah Covid-19.
Wabah di Shulan terjadi setelah pemerintah setempat memberlakukan kembali penutupan di bagian timur laut dalam beberapa pekan terakhir.
Satu contohnya di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang yang dikunci pada akhir April lalu setelah melaporkan 52 kasus impor.

Kekhawatiran lain muncul di Suifenhe, kota perbatasan yang mengalami peningkatan infeksi corona yang signifikan.
Hal itu terjadi setelah warga Tiongkok pulang dari Rusia pada bulan lalu.
Namun pembatasan sosial di Harbin telah dilonggarkan secara bertahap karena jumlah kasus mulai turun.
Meskipun semua pos pemeriksaan perbatasan China dengan Rusia tetap ditutup.
Penerapan lockdown atau penguncian wilayah yang ketat di berbagai wilayah China menggambarkan kesulitan pemerintah ketika negara mulai dibuka.
Alhasil tindakan penguncian kini didasarkan apakah kasus infeksi naik atau turun.
Baca: Bantah 500 TKA China Masuk Indonesia, Pemerintah Tunda Izin Kedatangannya Sampai Situasi Membaik
Baca: Situasi di China Hampir Normal, Liga Bersiap Bergulir kata Roberto Donadoni
Pendekatan China dalam menangani wabah corona relatif lebih ketat dibanding negara lainnya.
Sebab pemerintah memaksakan penguncian meskipun jumlah kasus Covid-19 baru di tempat-tempat seperti Shulan dan Harbin adalah proporsi yang relatif kecil dari populasi.
China melaporkan 10 kasus Covid-19 lokal baru dan tujuh kasus impor.
Di antaranya, ada lima yang terkait dengan kompleks di Wuhan, menjadi kluster kasus baru pertama di kota itu sejak penutupannya selama berbulan-bulan dicabut pada awal April silam.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)