Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Intelijen AS Tuding Presiden China Xi Jinping Tekan WHO Terkait Corona

laporan pertama tudingan terhadap Beijing itu dibuat oleh intelijen Jerman, dan dimuat oleh harian ternama setempat, Der Spiegel pekan lalu.

Editor: Hasanudin Aco
AFP/FABRICE COFFRINI
Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) 

Pada saat itu, Tedros menjelaskan bahwa pengumuman tersebut bukanlah bentuk ketidakpercayaan kepada Negeri "Panda" terkait penanganan wabah.

"Malah pada kenyataannya, kami terus menaruh kepercayaan terhadap China mampu mengatasi wabah yang bergulir," ujar pejabat dari Etiopia itu.

Kepada politisi dari Partai Republik, Trump menuding organisasi kesehatan itu seakan menjadi organ China, dan bakal memutuskan seperti apa kelanjutan kooperasi Washington.

Beijing menuai sorotan sekaligus kritikan ketika virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu menjangkiti Wuhan pada Desember 2019.

Dimulai dari tudingan pembungkaman terhadap dokter yang menyuarakan peringatan, hingga menunda pengumuman selama enam hari.

Akibatnya seperti diberitakan Associated Press, orang-orang pun meninggalkan Wuhan dan menyebarkan virus itu ke seluruh dunia.

Dokumen CIA, bertajuk U.N.-China: WHO Mindful But Not Beholden to China itu muncul di tengah laporan lain dari Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS).

Dalam laporan dari DHS, Beijing disebut sengaja menunda informais mengenai Covid-19 pada Januari guna mengumpulkan peralatan medis dari seluruh dunia.

Beijing pertama kali menginformasikan mengenai Covid-19 kepada WHO pada 31 Desember, sebelum secara resmi memberitahukannya ke AS pada 3 Januari.

Kemudian di 20 Januari, Beijing melaporkan adanya kasus transmisi antar-manusia, tanda bahwa virus corona ini lebih menular dari yang pertama diketahui.

Kemudian WHO mengadakan dua pertemuan pada 22 dan 23 Januari untuk menentukan apakah penyakit ini bisa dianggap sebagai kondisi darurat.

Namun, dua pertemuan tersebut tak menghasilkan kesepakatan, Baru pada 30 Januari, organisasi kesehatan itu menyepakati SARS-Cov-2 sebagai pandemi.

Tudingan dari DHS itu disanggah oleh Kedutaan Besar China di Washington melalui keterangan resminya sebagai "tidak berdasar".

Sementara di Beijing, kementerian luar negeri hanya merespons pemberitaan Der Spiegel bahwa Xi Jinping tak pernah menelepon Tedros pada 21 Januari.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CIA Yakin China Halangi WHO Umumkan Virus Corona sebagai Wabah"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan