Senin, 15 September 2025

Virus Corona

Miliki Kasus Corona Tertinggi di Dunia, Ini 4 Poin Kelemahan Penanganan Covid-19 di AS

Mantan kepala (BARDA), Rick Bright melakukan sidang atas tuntutannya karena pemindahan jabatan serta membeberkan kelemahan penanganan corona di AS.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
C-SPAN
Rick Bright 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Canggih (BARDA), Rick Bright melakukan sidang atas tuntutannya karena pemindahan jabatan serta membeberkan kelemahan penanganan corona di AS pada Kamis (14/5/2020).

Saat ini, Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus Corona tertinggi yakni 1.457.593, dengan kematian mencapai 86.912 orang. 

Bright mengecam respons pada Covid-19 dari administrasi Trump dan mendesak anggota parlemen untuk mendengarkan suara para ilmuwan.

Berikut lima poin penting Bright dalam kesaksiannya dikutip dari CNN

1. Kurangnya Rencana dari Pemerintah Federal dan Administrasi

Bright mengatakan masih belum ada rencana induk yang terkoordinasi dari pemerintah federal AS dalam menangani wabah corona ini.

Dia lalu mencatat bahwa strategi komprehensif diperlukan untuk memerangi pandemi corona.

Adapun strategi itu meliputi tes meluas, penelusuran dan upaya berkelanjutan untuk mengembangkan penyembuhan, serta rencana penggunaan vaksin yang kini dikembangkan.

Bright beberapa kali menyoroti apa yang dia anggap sebagai kurangnya strategi yang terkoordinasi dari Gedung Putih.

"Dan saya bahkan lebih terkejut bahwa National Stockpile Strategis tidak merencanakan atau memiliki persediaan," kata Bright.

2. Peringatannya Tentang Kekurangan Stok Perlengkapan Medis Diacuhkan

Rick Bright mengatakan bahwa peringatannya tentang pasokan medis yang kurang diabaikan atasannya.

Bright mengatakan pada anggota DPR bidang Energi dan Perdagangan Kesehatan Sub-komite bahwa ditegur produsen bahwa pasokan untuk masker dan peralatan pelindung untuk para medis sudah berkurang sangat cepat sejak awal Januari silam.

Negara-negara yang diandalkan AS untuk memasok masker-masker itu menutup ekspor dan menghentikan pengiriman alat pelindung diri itu ke Amerika Serikat.

Bright juga mengaku telah mengingatkan atasannya perihal kekurangan masker N95.

Padahal pelindung hidung dan mulut itu sangat diperlukan paramedis yang menangani Covid-19.

"Saya ditanggapi dengan ketidakpedulian, mengatakan bahwa mereka terlalu sibuk, mereka tidak punya rencana, mereka tidak tahu siapa yang bertanggung jawab untuk pengadaan itu," kata Bright.

Bright mengaku dia sudah mendesak para pejabat untuk meningkatkan produksi ini.

Bukannya ditanggapi dengan meningkatkan pasokan serta produksi, atasannya justru meminta warga AS supaya mengurangi penggunaan masker.

Agar jumlah stok masker bisa digunakan untuk para pekerja medis.

3. Ada Usaha untuk Melancarkan Masuknya Hydroxychloroquine ke AS

Bright bersaksi, administrasi Trump mengeluarkan rekomendasi obat hydroxychloroquine untuk mengobati Covid-19.

"Kami memiliki proses peninjauan ilmiah yang sangat ketat untuk semua investasi yang kami lakukan untuk obat-obatan, vaksin dan diagnostik melalui BARDA dan melalui departemen kami," kata Bright.

"Ada beberapa upaya untuk mem-bypass proses pemeriksaan ketat yang membuat saya sangat khawatir," tambah Bright.

Keluhan inilah yang disinyalir menyebabkan Bright akhirnya diturunkan ke posisi dengan kuasa lebih kecil dalam penanganan corona.

4. Meragukan Timeline Pemerintah Bahwa Vaksin Siap 12 Hingga 18 Bulan

Bright menyebut timeline vaksin Gedung Putih sebagai jadwal yang agresif.

Dia memperingatkan administrasi jika vaksin terlalu dipercepat, negara mungkin tidak memiliki penilaian keamanan secara penuh.

"Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat memproduksi cukup untuk negara kita atau dunia," kata Bright kepada anggota parlemen.

"Kita perlu memiliki strategi dan rencana sekarang untuk memastikan bahwa kita tidak hanya dapat mengisi vaksin itu, membuatnya, mendistribusikannya, mengelolanya dalam rencana yang adil dan merata."

"Kita belum memilikinya dan ini merupakan masalah yang signifikan," sambungnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan