Kamis, 21 Agustus 2025

Pusat Taman Nasional Terpopuler di AS, Utah Mencoba 'New Normal' pada Pengunjung

Setelah ditutup karena pandemi Covid-19, National Park Service di Utah tengah menguji akses publik di seluruh negeri.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Amazing Places on Our Planet Youtube
Canyonlands National Park 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah ditutup karena pandemi Covid-19, National Park Service di Utah tengah menguji akses publik di seluruh negeri.

Badan yang menaungi seluruh taman nasional ini sedang mengetes pelayanan terbatas bagi para wisatawan.

"Saya merasa mereka melakukannya di sini karena jika mereka membuka semua layanan, saya pikir itu terlalu banyak."

"Terlalu banyak orang yang akan datang," kata Donna Sullivan dari Sedona, Arizona yang sedang mengunjungi Bryce Canyon pada Rabu (20/5/2020) lalu dikutip dari The Know Denver Post

Baca: Rudy Gobert Pebasket Utah Jazz Terjangkit Virus Corona, NBA Tunda Musim Reguler

Baca: Dua Warga AS Ditangkap, Diduga Turut Membantu Pelarian Mantan Chairman Nissan Motor Carlos Ghosn

Sebagai informasi, Utah adalah sebuah negara bagian di barat Amerika Serikat di wilayah pegunungan Rocky. 

Negara bagian ini punya kondisi yang berbatu dan kering namun memiliki pemandangan alami yang spektakular.

Utah merupakan destinasi turis yang populer di musim panas dan musim dingin dengan taman-taman nasional yang tersebar di sana.

Namun, pusat pengunjung dan perkemahan sebagian besar masih tertutup di Bryce Canyon dan Capitol Reef.

bcr
Bryce Canyon National Park di Utah, AS (Amazing Places on Our Planet Youtube)

Jadi pengunjung hanya diizinkan ke sejumlah lokasi yang aman.

Sullivan melakukan kunjungan sehari untuk mendaki Rim Trail dan Bryce Amphitheatre, dua dari beberapa destinasi hiking yang saat ini terbuka di Bryce.

Dia menemukan banyak lokasi yang diterapkan jarak sosial di sini.

Namun Bryce menilai akan ada kerumunan yang lebih besar bila kabar dibukanya taman ini sudah disiarkan.

Terlebih iming-iming bebas biaya masuk akan menambah pengunjung di sini.

Direktur Layanan Taman David Vela mengatakan pengunjung taman nasional harus membiasakan diri pada 'new normal'.

"Anda mungkin memiliki fasilitas yang tidak akan tersedia, tetapi tapak (taman) akan tersedia. Jadi itu akan menjadi pengalaman pengunjung yang berbeda."

"Itu akan menjadi normal yang berbeda yang kita perlu miliki dan, sejujurnya, mitigasi," kata Vela pada Jumat silam.

Dia menghimbau agar calon pengunjung mengecek situs resmi taman nasional agar tahu kondisi saat ini.

Terlebih dengan lokasi-lokasi yang saat ini sudha bisa diakses maupun belum.

Ini dilakukan agar calon pengunjung tidak kecewa setelah sampai di sana dengan keadaan 'new normal'.

Mebludaknya wisatawan pada Taman Nasional Bryce di negara bagian Utah baru-baru ini menjadi gambaran yang mungkin terjadi di musim-musim selanjutnya.

"Eksperimen ini, pembukaan kembali terbatas ini benar-benar merupakan upaya kerja sama antara kami dan masyarakat."

"Tidak mungkin mendapatkan manfaat penuh dari mitigasi yang kami lakukan jika orang tidak menyadarinya dan membantu kami untuk menegakkannya," kata Densmore, salah satu pengelola Taman Bryce.

Di lain sisi, Bryce Amphitheatre dan Capitol Reef melakukan pendekatan berbeda pada pembukaan kembali ini.

Grand Canyon Skywalk
Grand Canyon Skywalk di Arizona (unsplash/justinljwang)

"Anda akan melihat semakin banyak taman menyediakan akses rekreasi. Kami melakukannya dengan sangat serius," kata juru bicara dinas taman, Vanessa Lacayo.

Jadi kini taman-taman di Utah akan memiliki staf yang berpatroli secara intensif.

Selain itu, karyawan dari luar Utah harus menjalani karantina selama 14 hari sebelum bekerja kembali.

Dimana hal ini akan memperlambat kinerja staf pada taman nasional.

Sementara itu, Taman Nasional Arches dan Taman Nasional Canyonlands belum dibuka hingga saat ini.

Di Colorado, Taman Nasional Rocky Mountain dan Great Sand Dunes dijadwalkan untuk mulai dibuka kembali masing-masing pada tanggal 27 Mei dan 3 Juni.

Rencana ini mengundang kekhawatiran kelompok advokasi dari taman nasional.

Mereka menganggap taman terlalu cepat dibuka untuk umum.

"Kami juga ingin mengembalikan orang Amerika ke taman nasional kami. Tapi itu terlalu dini," kata Phil Francis, pensiunan pengawas yang memimpin Koalisi untuk Melindungi Taman Nasional Amerika.

"Taman mutlak tidak boleh terbuka sampai keselamatan karyawan Layanan Taman Nasional, karyawan konsesi, sukarelawan dan mitra lainnya, termasuk mereka yang bekerja dan tinggal di komunitas gerbang, dapat dipastikan," tambahnya.

Baca: Lagi-lagi Trump Serang China, Tuding Lakukan Pembunuhan Massal Lewat Virus Corona

Baca: Putri Presiden AS Donald Trump, Tiffany Trump Lulus dari Sekolah Hukum

Menurutnya, sebagian staf taman nasional akan berinteraksi dengan pengunjung.

Bahkan mereka akan memandu wisatawan yang berkemah di taman nasional dalam jarak dekat.

Menurut dokumen layanan taman, pengelola taman nasional harus memperkirakan bahwa hingga 40 persen dari total staf mungkin memerlukan isolasi.

Sementara itu ada 4 persen yang mungkin memerlukan rawat inap.

"Ini bukan hanya mustahil di bawah pengaturan saat ini, ini tidak bisa diterima," kata Francis.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan