Kamis, 4 September 2025

Pegulat Jepang Meninggal

Hana Kimura Diduga Tak Tahan Dibully, 75,1 Persen Pengguna Medsos di Jepang Menggunakan Akun Palsu

Tsutsumi menyinggung Hana Kimura yang banyak berkecimpung di dunia medsos dan meninggal karena bunuh diri (dalam penyelidikan polisi).

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Hana Kimura, pegulat profesional Jepang yang meninggal 23 Mei 2020 dalam usia 22 tahun. 

Belakangan diketahui, Hana Kimura memiliki darah Indonesia.

Kabarnya, sang ibu, Kyoko Kimura pernah menikah dengan orang Indonesia meski berakhir cerai.

Kabar tersebut terkonfirmasi oleh pernyataan mantan punggawa Oedo Tai, Kris Wolf.

Baca: Peringatan Dini BMKG Senin 25 Mei 2020, Hujan Lebat Disertai Petir di 14 Wilayah

Diduga Bunuh Diri akibat Cyberbullying

Hana Kimura meninggal dunia diduga bunuh diri karena tak kuat melawan cyberbullying atau perundungan melalui media sosial.

Kabar meninggalnya Hana Kimura datang dari manajemen pegulat Stardom melalui akun Twitter mereka.

"Penggemar Stardom, dengan berat hari kami mengabarkan bahwa Hana Kimura meninggal dunia," tulis akun @we_are_stardom di Twitter.

"Mohon bersikap baik dan izinkan waktu untuk memproses ini, simpan pikiran serta doakan keluarga dan teman-temannya."

Hana Kimura, pegulat profesional Jepang yang meninggal 23 Mei 2020 dalam usia 22 tahun.
Hana Kimura, pegulat profesional Jepang yang meninggal 23 Mei 2020 dalam usia 22 tahun. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Kami menghargai dukungan kalian pada masa-masa sulit ini," sambung mereka.

Penyebab bunuh diri mengarah ke cyberbullying diketahui melalui beberapa unggahan terakhir Hana Kimura di media sosial.

Pada Jumat (22/5/2020) Hana Kimura sempat mengunggah foto dan membuat orang-orang cemas.

Pasalnya, dalam unggahan tersebut dia memperlihatkan foto yang tampak seperti upaya melukai diri sendiri.

Baca: Hari Pertama Lebaran, 41 Kendaraan Pemudik Ditolak Masuk Yogyakarta

Begitu juga dengan keterangan unggahan foto tersebut, tampak seperti menderita beban karena cyberbullying.

"Hampir 100 pendapat terang-terangan setiap hari. Saya tak bisa menyangkal saya terluka. Saya mati."

"Terima kasih telah memberi saya ibu. Hidup di mana saya ingin dicintai. Terima kasih untuk semua yang mendukung saya. Saya menyukainya."

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan