Virus Corona
2.000 Warga Ekuador Berdemo di Jalanan, Tak Setuju Kebijakan Pemerintah saat Pandemi Corona
Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Ekuador untuk memprotes kebijakan ekonomi pemerintah di tengah wabah Covid-19 ini.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Ekuador untuk memprotes kebijakan ekonomi pemerintah di tengah wabah Covid-19 ini.
Setidaknya ada 2.000 orang berdemonstrasi di Ibukota Quito.
Selain masalah ekonomi, para pendemo juga menentang pembatasan sosial yang dilakukan demi memutus penyebaran Covid-19, dikutip dari BBC.
Pekan lalu, presiden mengumumkan langkah-langkah untuk memerangi pandemi asal China ini.
Salah satunya adalah penutupan beberapa perusahaan milik negara dan pemotongan gaji sektor publik.
Baca: Fakta Unik Ekuador, Satu-satunya Negara di Dunia yang Dinamai Berdasarkan Fitur Geografisnya
Baca: Komunitas Adat Ekuador Larikan Diri ke Hutan Hujan Amazon, Khawatir akan Punah karena Virus Corona

Ini diumumkan pemerintah di tengah kondisi Ekuador yang terpukul karena wabah.
Negara ini juga dianggap menjadi salah satu yang terdampak parah se-Amerika Selatan.
Perhitungan Universitas John Hopkins mencatat sekitar 37.000 kasus infeksi dan lebih dari 2.000 korban jiwa di negara ini.
Dikutip dari Worldometers pada Selasa (26/5/2020), jumlah infeksi di Ekuador mencapai 37.355.
Angka kematiannya sudah tembus tiga ribu menjadi 3,203.
Adapun jumlah pasien sembuh sebanyak 18.003.
Para pengunjuk rasa yang mengenakan masker dan membawa bendera menghadiri demonstrasi yang diorganisir serikat pekerja dan organisasi sosial.
Mereka menyuarakan pemotongan gaji yang baru saja diumumkan Presiden Lenin Moreno.
Menurut Presiden Moreno, 150.000 pekerjaan telah hilang akibat virus corona.
Protes juga dilakukan di kota kedua yakni Guayaquil.