Komunitas Adat Ekuador Larikan Diri ke Hutan Hujan Amazon, Khawatir akan Punah karena Virus Corona
Anggota komunitas adat Ekuador telah melarikan diri ke hutan hujan Amazon, khawatir komunitasnya akan musnah ketika infeksi virus corona.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Anggota komunitas adat Ekuador telah melarikan diri ke hutan hujan Amazon.
Hal itu dilakukan karena khawatir komunitasnya akan musnah ketika infeksi virus corona meningkat di wilayahnya.
Mengutip dari Al Jazeera, Rabu (6/5/2020), sekira 744 anggota komunitas adat Siekopai, yang berada di sepanjang perbatasan antara Ekuador dan Peru, memiliki 15 kasus virus corona dikonfirmasi.
Komunitas itu mengatakan, dua lansia pemimpin komunitas adat meninggal dalam dua minggu terakhir setelah menunjukkan gelaja Covid-19.
Berdasar data yang dihimpun worldometers, Ekuador telah melaporkan lebih dari 31.000 kasus di seluruh negeri.
Sementara lebih dari 1.600 orang telah meninggal karena Covid-19.
Baca: Bocah Remaja Pedalaman Amazon Meninggal karena Covid-19, Diduga Penularan dari Penambang Asing
Baca: Kekhawatiran Dampak Corona Meningkat di Suku Pedalaman Amazon setelah Remaja 15 Tahun Meninggal
Tunjukkan Gelaja Virus Corona
Lebih lanjut, sejumlah besar Siekopai telah menunjukkan gelaja yang berkaitan dengan wabah tersebut.
Mereka diketahui mencari bantuan dari pusat kesehatan pemerintah di kota Tarapoa yang berdekatan.
Presiden Jusino Piaguaje dalam pertemuan yagng diadakan pada Senin (4/5/2020), mengatakan, dokter menyebut mereka baru saja mengalami 'flu jahat'.
Ketika para penatua meninggal bulan lalu, para pemimpin Seikopai mendesak pemerintah Ekuador untuk melindungi komunitas adat.
Tak hanya itu saja, mereka juga meminta agar para penduduk mendapat uji tes untuk Covid-19.
Tetapi, komunitas adat tersebut tidak mendapat tanggapan.
"Hanya ada hampir 700 dari kita," kata pemimpin komunitas adat.
"Di masa lalu, kita adalah korban dari jenis penyakit ini, dan hari ini, kita tidak ingin sejarah terulang," terangnya.