Selasa, 2 September 2025

Joe Biden Sebut Keputusan Donald Trump Tidak Pakai Masker di Tempat Umum Sebagai Tindakan Bodoh

Joe Biden menyebut pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump "amat bodoh" karena tidak mengenakan masker dalam serangkaian acara publiknya.

Editor: Adi Suhendi
AFP/Brendan Smialowski
Presiden AS Donald Trump mengunjungi pabrik Honeywell International Inc. yang memproduksi masker N95 dalam perjalanan pertamanya sejak lockdown akibat COVID-19 yang berlaku mulai 5 Mei 2020, di Phoenix, Arizona. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kandidat Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden menyebut pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump "amat bodoh" karena tidak mengenakan masker dalam serangkaian acara publiknya baru-baru ini.

Menurut dia, kepemimpinan Trump itu sangat membahayakan kehidupan banyak orang.

Keputusan apakah akan memakai masker di depan umum telah menjadi isu politik nasional di antara dua kandidat calon presiden AS tersebut.

Baca: Trump Kesal Cuitannya Dilabeli Cek Fakta, Tuding Twitter Campuri Pilpres 2020

Trump dan Biden mengadopsi pendekatan yang sangat berbeda.

Biden memutuskan selalu memakai masker di luar ruangan, termasuk pada saat menghadiri acara Memorial Day beberapa waktu lalu.

Namn, hal itu mendapat ejekan atau sindiran dari Trump dengan me-retweet postingan Biden yang memakai masker saat menghadiri acara Memorial Day dan disertai komentar:

"ini mungkin membantu menjelaskan mengapa Trump tidak suka memakai masker di depan umum."

Presiden Trump menolak mengenakan masker dalam serangkaian acara publik, termasuk pada acara Memorial Day.

Baca: Twitter Beri Label Cek Fakta pada Kicauan Presiden AS Donald Trump

"Dia (Trump-red) bodoh, amat bodoh untuk berbicara seperti itu. Setiap dokter terkemuka di dunia mengatakan Anda harus mengenakan masker di kerumunan orang, " kata Biden dalam sebuah wawancara dengan CNN.

Baca: WHO Hentikan Pengujian Obat Malaria Hidroksilorokuin yang Dikonsumsi Trump untuk Covid-19

Biden menyebut perilaku Trump itu sebagai tindakan maskulin palsu yang mengorbankan banyak nyawa orang.

Menanggapi Biden, Juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan sikap Trump itu tidak merugikan siapa pun. (Reuters/The Star/AFP)

Trump Kesal Cuitannya Dilabeli Cek Fakta

Presiden Amerika Serikat Donald Trump marah atas langkah Twitter memberikan label cek fakta pada dua kicauannya.

Pada Selasa (26/5/2020), Twitter menilai kicauan Trump tidak berdasar, bahkan sesat.

Baca: Amerika Serikat dan China di Ambang Perang Dingin yang Baru

Trump menuduh, perusahaan penyedia platform media sosial itu telah ikut campur dalam Pemilihan Presiden 2020.

"Twitter benar-benar mengekang kebebasan berbicara, dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan itu terjadi," tulis Trump di akun Twitternya, seperti dilansir Reuters, Rabu (27/5/2020).

Dalam cuitannya sebelumnya, Trump menuding, pemungutan suara melalui surat suara yang dikirimkan via pos akan menyebabkan manipulasi pemilih dan "kecurangan Pemilu".

Trump mencurigai kecurangan itu terjadi di California.

Trump menuding siapapun yang tinggal di negara bagian itu, akan dikirimkan surat suara.

Padahal fakta yang sebenarnya adalah mereka yang dikirimkan surat suara melalui pos adalah mereka yang sudah terdaftar.

"@Twitter sekarang mencampuri Pemilihan Presiden 2020. Mereka mengatakan pernyataan saya mengenai Surat Suara mengarah pada korupsi dan penipuan besar-besaran, tidak benar, berdasarkan pemeriksaan fakta berita palsu oleh CNN Palsu dan Amazon Washington Post ....," demikian cuitan Trump menanggapi kebijakan Twitter memberikan label cek fakta.

Kebijakan Twitter memberikan label cek fata dan tautan artikel berita di cuitan Trump adalah langkah yang baru.

Pemberitahuan ini mendorong pembaca untuk “mendapatkan fakta tentang surat suara”.

Fitur itu mengarahkan pembaca ke halaman berisi artikel berita dan informasi dari pemeriksa fakta tentang klaim yang diberikan Trump.

“Trump membuat klaim yang tidak berdasar, surat suara akan menyebabkan pemilihan curang,” tertulis dalam sebuah judul di bagian atas halaman, melansir Reuters, Rabu (27/5/2020).

Dalam kicauannya, Trump menuduh, pemilihan melalui surat suara akan curang secara substansial dan menghasilkan pemilihan yang curang, khususnya mereka yang tinggal di Kalifornia.

Karena menurut Trump, siapa saja yang tinggal disana akan dikirimkan surat suara via pos.

Dalam faktanya, hal itu tidak lah benar.

Hanya mereka yang terdaftar sebagai pemilih lah yang akan menerima surat suara via pos.

Bukan seperti yang Trump tudingkan.

Baca: Presiden Brasil Hadapi Tekanan karena Trump, Warga Dilarang Masuk ke Amerika Serikat

Twitter mengkonfirmasi ini pertama kalinya mereka menerapkan label demikian pada kicuan dari presiden.

Twitter menjelaskan, baru memperkenalkan kebijakan ini pada bulan ini untuk memerangi informasi yang salah tentang virus corona. Twitter akan memperpanjang kebijakan ini . (Reuters/Channel News Asia/CNN/The Washington Post/AFP)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan