Jumat, 29 Agustus 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Empat Polisi Tertembak, Demo di Amerika Kian Sulit Teratasi

Demonstran membakar sebuah mal di Los Angeles, menjarah toko-toko di New York City, dan bentrok dengan polisi di St Louis, Missouri

AFP/Roberto Schmidt
Polisi memperbaiki letak barikade di jalan saat warga melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Roberto Schmidt 

Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri menyebut telah meningkatkan intensitas komunikasi dengan warga negara Indonesia di Amerika dan mengimbau mereka untuk tinggal di rumah dan mematuhi penerapan jam malam.

Pantauan Kemlu, tidak ada WNI yang menjadi korban akibat aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan tersebut.

Berdasarkan data agregat perwakilan RI terdapat hampir 100.000 WNI yang tinggal di Amerika Serikat, dimana 50% di antaranya tinggal di Los Angeles.

Pengamat politik internasional dari LIPI, Nanto Sriyanto menyebut salah satu penyebab kerusuhan rasial tersebut akibat dari politik belah bambu yang dijalankan Presiden Amerika Donald Trump.

Gelombang protes besar yang terjadi di Amerika dipicu oleh tindakan polisi Minneapolis, Derek Chauvin yang menindih dengan lutut leher petugas keamanan berkulit hitam George Floyd yang menyebabkan sulit bernafas dan meninggal dunia.

Kedai kopi WNI: 'Dua bulan tutup, buka hari pertama langsung rusak'

Sebuah kedai kopi miliki WNI di Washington DC rusak akibat kerusuhan.

Padahal, kata pemilik kedai kopi, Vivit Kavi, tokonya baru buka pertama kali setelah tutup hampir dua bulan akibat virus corona.

"Itu terjadi di malam kami baru buka pertama kalinya pada 30 Mei lalu setelah tutup sejak 17 Maret lalu," kata Vivit.

Vivit menjelaskan saat buka, ia merasa senang dan banyak pengunjung datang membeli kopi dari tokonya.

"Pengujung datang dari jam 9 sampai 2 siang. Di antara itu protes ada tapi aman. Lalu kami tutup jam 4 sore. Lalu menjelang malam, pendemo tidak terkontrol.

"Dari protes damai menjadi rusuh. Sekitar jam 12 malam mulai terjadi pengerusakan dan pembakaran. Toko kami rusak kacanya," kata Vivit.

Vivit menambahkan kedai kopinya memiliki dua lapis kaca, lapisan terluar pecah, namun lapis dalam aman.

"Untung kaca dalam masih aman, dan tidak ada orang masuk yang menjarah," katanya.

Ia pun mengungkapkan belum tahu kapan akan kembali lagi buka karena berdasarkan keterangan polisi ada kemungkinan kembali muncul aksi demonstrasi.

"Kita akan memantau hari demi hari. Tapi harapan kita akhir pekan ini sudah buka.

"Rasanya itu, dari senang banget karena sudah mulai buka tiba-tiba kejadian seperti ini, seperti diangkat-angkat terus dijatuhkan ke jurang, sama kayak naik kereta luncur," ungkapnya.

Berita ini tayang di kontan: https://internasional.kontan.co.id/news/demo-di-as-makin-mencekam-4-polisi-tertembak?page=all

Sumber: Kontan
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan