Rabu, 13 Agustus 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Meski Dinyatakan Positif Corona, George Floyd Tidak Meninggal karena Covid-19

Setelah sepekan aksi protes sejak kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis, hasil autopsi menunjukkan hal yang mengejutkan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
kstp.com
George Floyd dan polisi yang membunuhnya, Derek Chauvin. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah sepekan aksi protes sejak kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis, hasil autopsi menunjukkan hal yang mengejutkan.

Ternyata Floyd dinyatakan positif Covid-19 sejak April silam.

Kendati demikian, Kantor Penguji Medis di Hennepin pada Rabu (3/6/2020) lalu menegaskan virus ini bukan penyebab Floyd meninggal, sebagaimana dikutip dari CNN

Bahkan menurut pihak medis yang melakukan autopsi, virus corona yang ada dalam tubuh Floyd kemungkinan tidak mudah menular.

"Karena status positif untuk (Covid-19) dapat bertahan selama berminggu-minggu setelah onset dan resolusi penyakit klinis."

"Hasil autopsi kemungkinan besar mencerminkan kepositifan asimptomatik tetapi persisten dari infeksi sebelumnya," bunyi pernyataan Kantor Penguji Medis.

Baca: Sama dengan George Floyd, Siapa Adama Traore? Korban Kekerasan Polisi yang Sebabkan Prancis Rusuh

Baca: Aksi Anti Rasisme Pemain Liga Jerman dapat Apresiasi dari Presiden FIFA dan Bundesliga

Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Chandan Khanna
Sejumlah demonstran berlutut dan mengangkat tangan saat melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. (AFP/Chandan Khanna)

Menurut hasil otopsi, Floyd selamat dari virus corona yang dinilai lebih rentan menyerang komunitas kulit hitam di AS.

Ini terbukti dari beberapa perhitungan yang menunjukkan lebih banyak keturunan Afrika-Amerika yang meninggal karena Covid-19 dibanding orang kulit putih.

Komunitas Afrika-Amerika mewakili 13,4 persen dari populasi Amerika menurut Biro Sensus AS.

Nahasnya sebuah studi memperlihatkan hampir 60 persen kematian Covid-19 didominasi komunitas kulit hitam.

Di lain sisi, protes atas kematian George Floyd yang berlangsung berhari-hari ini akan menambah risiko kesehatan bagi demonstran.

Jarak sosial tidak mungkin dilakukan sehingga diyakini demonstrasi akan mempermudan penularan virus corona.

Hasil Otopsi dari Pemerintah dan Keluarga George Floyd Berbeda

Selain kabar positif Covid-19, pemerintah juga merilis rincian hasil otopsi akhir George Floyd.

Menurut Pemeriksa Medis di Hennepin, Floyd meninggal karena masalah jantung.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan