Virus Corona
Warga Jepang Diminta Waspada Penipuan dengan Modus Subsidi Pemerintah 100.000 Yen
Dalam aksi penipuan tersebut, ternyata amplop pengembalian data subsidi bertuliskan nama perusahaan Jepang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang memberikan subsidi sebesar 100.000 yen kepada setiap warga sebagai stimulus akibat penyebaran virus corona atau covid-19.
Namun belakangan muncul beragam penipuan. Data warga bisa diambil oleh sindikat kejahatan Jepang dengan modus subsidi 100.000 yen tersebut.
Salah satunya yang kini tengah terjadi di Tokyo.
"Hati-hati sekali banyak penipuan terkait subsidi 100.000 yen. Upaya untuk mengumpulkan data masyarakat Jepang yang bisa diproses untuk berbagai maksud jahat oleh sindikat kejahatan Jepang terutama Yakuza," papar sumber Tribunnews.com, Selasa (9/6/020).
Sebuah amplop subsidi pemerintah Jepang 100.000 yen per kepala biasanya datang ke rumah setiap warga.

Di dalamnya ada formulir aplikasi pengisian mirip dengan yang dibuat pemerintah, lalu juga ada kolom pengisian data pribadi serta nama bank dan nomor akun bank untuk memperoleh subsidi 100.000 yen tersebut.
"Biasanya orang sudah senang bakal dapat subsidi tak lihat lagi amplop pengembaliannya," kata dia.
Formulir dengan data lengkap serta fotocopy data dimasukkan ke amplop pengembalian tanpa prangko, kirim ke kotak pos atau kantor pos.
Namun dalam aksi penipuan tersebut, ternyata amplop pengembalian data subsidi bertuliskan nama perusahaan Jepang.
Baca: WNI di Luar Negeri yang Positif Covid-19 Mencapai 1.019 Orang, Sembuh 607
Anehnya nama perusahaan Jepang yang bermarkas di Tokyo tetapi pengembalian ke kantor pos Jepang yang ada di Kyoto.
"Itu artinya yakuza yang ada di Kansai terlibat dalam pemalsuan dan penipuan tersebut," lanjut sumber itu.
Pihak kepolisian Jepang juga telah mengungkapkan berulang kali agar selalu berhati-hati terhadap apa pun terkait subsidi 100.000 yen.
"Baik lewat surat, lewat telepon maupun lewat email, semua harus diperhatikan baik-baik dan jangan mudah memberikan data kita kepada orang lain," kata dia.
Pengembalian formulir agar diperiksa kembali amplopnya tertulis benar tidak tujuannya.