Virus Corona
Ada Virus Covid-19 di Talenan Ikan Seorang Pedagang di Pasar Xinfa
Munculnya kluster penularan baru Covid-19 di pasar Xinfadi yang menjual bahan makanan di Beijing,
Penulis:
Dodi Esvandi
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Munculnya kluster penularan baru Covid-19 di pasar Xinfadi yang menjual bahan makanan di Beijing, China, kian mengkhawatirkan.
Pada Selasa (16/6) kemarin, otoritas kesehatan China melaporkan ada 27 kasus baru dari kluster tersebut.
Dengan adanya 27 kasus baru Covid-19 ini, maka total infeksi yang terkonfirmasi selama lima hari di ibu kota China itu mencapai 106.
Dari jumlah itu, sedikitnya satu pasien dalam kondisi kritis dan dua pasien lainnya dalam serius.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) mengatakan, virus yang ditemukan di Beijing sama seperti wabah utama di Negara-negara Eropa.
Virus corona tersebut terdeteksi ditemukan di talenan di Pasar Xinfadi.
Menurut Kepala Ahli Epidemiologi CDC, Wu Zunyou, talenan yang terindikasi mengandung virus corona itu biasa dipakai sebagai tempat salmon impor di Pasar Xinfadi. Namun, belum bisa dipastikan dari mana wabah tersebut berasal.
Baca: 278 Calon Jemaah Minta Pengembalian Setoran, Terbanyak dari Jawa Tengah
Baca: Tiga Bulan di Rumah, Farahdiba Fereira Nonton Film India, Sampai Matanya Alami Hal Ini
Baca: Terungkap Penyebab 2 PNS Pingsan Tanpa Celana hingga Mulut Berbuih, Ternyata Gara-gara Keracunan
"Tidak bisa dipastikan secara jelas atau pasti bahwa ini berasal dari makanan laut impor," ucap Wu kepada media lokal China, CCTV, seperti dikutip Reuters.
"Kami menemukan beberapa kemungkinan. Yang paling mungkin adalah virus corona baru berasal dari luar China,
atau bagian lain di China yang terbawa ke sini," sambung dia.
Otoritas Beijing pun bergerak cepat memutus rantai penularan. Mereka menutup setidaknya 30 permukiman dan memeriksa puluhan ribu orang.
Pemerintah Kota Beijing juga melakukan penelusuran wabah ke berbagai daerah sekitar Pasar Xinfadi. Hingga Senin malam, pemerintah Beijing sudah menandai 22 daerah berisiko menengah di sekitar pasar.
Sebelumnya hanya ada 11 daerah yang memiliki risiko menengah.
Selain itu, Pemerintah Kota Beijing juga melakukan tracing terhadap 200.000 orang yang pernah berkunjung ke pasar Xinfadi untuk mencegah penularan kasus Covid-19 yang ditengarai muncul dari pasar produk pertanian itu.
"Situasi wabah di ibu kota saat ini sangat parah," kata juru bicara pemerintah kota, Xu Hejian, dalam konferensi pers
Selasa (16/6).
Xu Ying, seorang pejabat komite Kota Beijing dari Partai Komunis China mengatakan, Beijing memperketat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat masyarakat dalam menanggapi kemunculan kembali kasus-kasus baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal.
"Hampir 100.000 pekerja komunitas di 7.120 lingkungan permukiman dan desa di Beijing dilibatkan dalam perjuangan melawan penyakit ini,"ungkap Xu Ying, pada Senin (15/6) seperti dilaporkan Xinhua Selasa (16/6).
Xu menambahkan, lebih dari 8.000 pedagang dan pekerja di pasar produk pertanian Xinfadi yang berhubungan dekat dengan sebagian besar kasus baru mendapat tes asam nukleat pada Minggu (14/6) dini hari waktu setempat dan ditempatkan di bawah pengawasan medis.
Tes asam nukleat untuk masyarakat tersebut hingga kini masih berlangsung. Sementara itu, warga diminta tetap tinggal di rumah untuk keperluan pengawasan medis.
Munculnya kasus-kasus baru di Beijing menarik perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menyatakan, klaster baru di Beijing begitu memprihatinkan. Sebab, wilayah Beijing yang besar dan terkoneksi dengan kota dan provinsi lain di China.
"Klaster ini harus jadi perhatian dan perlu diselidiki agar bisa dikendalikan, itu saat ini sudah dilakukan otoritas China," kata Direktur Urusan Darurat WHO, Mike Ryan. (tribun network/mal/dod/rtr)