Virus Corona
WHO: Politisasi Bikin Corona Tak Terkendali, Jerman Kembali Berlakukan Lockdown
Dunia sangat membutuhkan persatuan nasional dan solidaritas global. Politisasi pandemi telah memperburuknya
Penulis:
Febby Mahendra
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI -- Penyebaran Covid-19 belum juga terkendali. Di seluruh dunia, hingga Selasa (23/6), sebanyak 9,1 juta orang terinfeksi virus corona dan 473 ribu orang kehilangan nyawa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kurangnya kepemimpinan global dan persatuan untuk memerangi virus corona merupakan ancaman yang lebih besar daripada wabah itu sendiri.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan politisasi pandemi Covid-19 memperburuk situasi.
"Dunia sangat membutuhkan persatuan nasional dan solidaritas global. Politisasi pandemi telah memperburuknya," kata Ghebreyesus di forum kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemerintah Dunia, sebuah acara yang diselenggarakan oleh Dubai, Senin (22/6/2020).
Ia tidak menjelaskan lebih jauh, tetapi WHO telah dikritik oleh beberapa negara anggota, terutama Amerika Serikat yang mengatakan badan PBB itu terlalu lemah, terlalu lamban, dan terlalu condong ke China dalam penanganan penyakit ini.
Anggota lain telah menyerukan peninjauan terhadap pandemi, dan Australia mendesak WHO untuk memiliki lebih banyak kekuatan, memungkinkannya untuk merespons krisis kesehatan secara lebih cepat.
Baca: WHO Peringatkan Fase Corona Paling Berbahaya, Media Australia Sebut Indonesia Akan Jadi Pusatnya!
Baca: WHO Perbarui Pedoman Terkait Kriteria Pasien Sembuh dari Corona
Baca: WHO Ungkap Aturan Baru tentang Kriteria Pasien Sembuh Covid-19, Berbeda dari Sebelumnya
"Ancaman terbesar yang kita hadapi sekarang bukanlah virus itu melainkan kurangnya solidaritas global dan kepemimpinan global," ujar Ghebreyesus.
Ia mengatakan beberapa bagian dari peraturan kesehatan internasional perlu diperkuat supaya lebih sesuai untuk tujuan.
Namun, ia tidak mengatakan peraturan mana yang perlu diperkuat. Ghebreyesus hanya menyatakan peraturan-peraturan itu membutuhkan dana terkoordinasi, dapat diprediksi, transparan, luas, dan fleksibel untuk dilaksanakan sepenuhnya.
WHO pada Jumat (19/6) lalu memperingatkan pandemi Covid-19 menyebar cepat.
Menteri Kesehatan Norwegia Bent Hoeie memperingatkan wabah virus corona masih jauh dari selesai.
Lockdown baru
Jerman kembali menerapkan lockdown lokal di Negara Bagian Rhine-Westphalia Utara, setelah kasus baru di daerah sekitar sebuah pabrik daging.
Distrik tempat pabrik pengolahan daging Toennies berlokasi dan lokasi kluster Covid-19 yang telah membuat sakit sejumlah 1.553 pekerja, telah di- lockdown.
Perdana Menteri North Rhine-Westfalia, Armin Laschet, Selasa mengatakan lockdown di Guetersloh akan berlaku selama seminggu hingga 30 Juni. Langkah serupa sebelumnya telah dilakukan pada Maret lalu.