Virus Corona
Masih Belum Bebas dari Covid-19, China Laporkan Lima Kasus Baru
Tercatat lima kasus baru dalam 24 jam terakhir, atau naik dari tiga kasus pada sehari sebelumnya.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Penambahan kasus baru konfirmasi virus corona (Covid-19) masih belum berakhir di China.
Malah Otoritas Kesehatan China melaporkan Jumat (3/7/2020) terjadi kenaikan kasus baru Covid-19.
Tercatat lima kasus baru dalam 24 jam terakhir, atau naik dari tiga kasus pada sehari sebelumnya.
Tiga kasus baru itu tercatat sebagai kasus yang diimpor.
Sementara ibukota Beijing melaporkan dua kasus baru.
Sejauh ini tidak ada kasus kematian baru akibat Covid-19 di China.
Cina juga melaporkan empat pasien asimtomatik baru, turun dari dua kasus pada hari sebelumnya.
Hingga 2 Juli, daratan chinya memiliki 83.542 kasus yang dikonfirmasi Covid-19.
Korban meninggak duniabakibat virus corona tetap di angka 4.634 orang.
Beijing telah melakukan tes Covid-19 terhadap sekitar sepertiga dari populasi pada siang hari Minggu (28/6/2020), sebagai bagian upaya pemerintah kota untuk memastikan wabah yang muncul dari pasar Xinfadi tidak terus menyebar tak terkendali.
Baca: Ahli Epidemiologi Top AS Sebut Virus Baru China Punya Ciri-ciri Flu Babi 2009 dan Flu 1918
Lebih dari 311 orang di kota Beijing, yang memiliki populasi lebih dari 20 juta orang, telah dinyatakan positif Covid-19 sejak kasus pertama yang terkait dengan pasar Xinfadi pada 11 Juni lalu.
Daerah di sekitar Beijing tetap waspada tinggi. Daerah Anxin, kurang dari 100 mil dari ibukota China, mengumumkan pada Sabtu (27/6/2020), akan lockdown ketat sampai pemberitahuan lebih lanjut.
China memberlakukan lockdown ketat pada hampir setengah juta orang di provinsi Hebei, yang menjadi klaster baru Covid-19, pada Minggu (28/6/2020).
Pemerintah China memperingatkan wabah Corona (Covid-19) masih "parah dan rumit."
Setelah sebagian besar China terkendali dari Covid-19, ratusan orang telah terinfeksi di Beijing dan provinsi Hebei, dalam beberapa minggu terakhir.
Para pejabat kesehatan mengatakan wilayah Anxin-sekitar 150km dari Beijing-akan "sepenuhnya tertutup dan dikendalikan."
Tindakan ketat yang sama pernah juga diterapkan di kota Wuhan, pada awal tahun ini.
Otoritas setempat menjelaskan, hanya satu orang dari setiap keluarga akan diizinkan untuk pergi keluar sekali sehari untuk membeli kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan.
Langkah ini datang setelah 14 kasus baru virus dilaporkan dalam 24 jam terakhir di Beijing, sehingga total menjadi 311 kasus, sejak pertengahan Juni dan memacu tes kepada jutaan penduduk.
Wabah ini pertama kali terdeteksi di Pasar Xinfadi, Beijing yang memasok banyak produk makanan dan sayur segar kota itu. Ini memicu keprihatinan atas keamanan rantai pasokan makanan.
"Hampir sepertiga dari kasus sejauh ini telah dikaitkan dengan satu bagian daging sapi dan kambing di pasar, di mana para pekerja sedang dikarantina selama sebulan," pejabat kota mengatakan hari Minggu (28/6/2020).
Bisnis di wilayah Anxin adalah memasok ikan air tawar ke pasar Xinfadi, demikian kantor berita China Xinhua melaporkan.
Sebanyak 12 kasus Covid-19 yang ditemukan di daerah-termasuk 11 yang terkait dengan Xinfadi, media yang dikelola pemerintah China, Global Times melaporkan.
Kasus-kasus baru di Beijing telah mendorong kekhawatiran tentang kebangkitan virus di China.
Beijing telah melakukan tes massal kepada para pekerja pasar grosir, pekerja Restoran, warga lingkungan menengah dan berisiko tinggi, dan kurir pengiriman selama dua minggu terakhir.
Pada konferensi pers pada hari Minggu, para pejabat mengatakan 8.300.000 sampel telah dikumpulkan sejauh ini, dimana 7.700.000 telah diuji.
Tes juga telah diperluas untuk semua karyawan salon kecantikan dan salon rambut kota, Global Times melaporkan.
Sejak 11 Juni lalu, ketika Beijing melaporkan kasus pertama gelombang kedua Covid-19, yang berasal dari pusat makanan dan sayuran di pasar Xifandi, tercatat 311 orang di kota lebih dari 20 juta orang telah tertular virus.