Kamis, 4 September 2025

Presiden Erdogan Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, UNESCO Ungkap Rasa Kecewa

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengubah situs bersejarah Hagia Sophia menjadi masjid. Perubahan itu ternyat membuat UNESCO kecewa.

Ozan KOSE / AFP
Orang-orang mengunjungi Museum Hagia Sophia pada 26 Juni 2020 di Istanbul. Pengadilan tinggi Turki dijadwalkan pada 2 Juli 2020 untuk memberikan vonis kritis pada status landmark landmark Istanbul yang menjadi museum masjid yang berubah menjadi masjid, Hagia Sophia, sebuah keputusan yang dapat mengobarkan ketegangan terutama dengan negara tetangga Yunani. Gedung abad keenam - sebuah magnet bagi para wisatawan di seluruh dunia dengan arsitekturnya yang menakjubkan - telah berfungsi sebagai museum sekuler sejak tahun 1930-an yang menjadikannya terbuka bagi umat beragama dari semua agama. 

"Penting untuk menghindari tindakan implementasi apa pun, tanpa diskusi sebelumnya dengan UNESCO, yang akan memengaruhi akses fisik ke situs, struktur bangunan, properti yang dapat dipindahkan, atau manajemen situs," tegas Ernesto Ottone, Asisten Direktur UNESCO.

Dikutip dari BBC, Hagia Sophia dibangun pada 1.500 tahun yang lalu sebagai Katedral Kristen Ortodoks.

Kemudian dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman pada tahun 1453.

Pada tahun 1934, Hagia Sophia menjadi museum dan sekarang menjadi situs Warisan Dunia Unesco.

Kelompok Islamis di Turki telah lama menyerukan agar Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid, tetapi anggota oposisi sekuler menentang langkah itu.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berbicara ketika menghadiri pertemuan kelompok partainya di Majelis Besar Nasional Turki di Ankara, Turki, Rabu (11/3/2020).
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berbicara ketika menghadiri pertemuan kelompok partainya di Majelis Besar Nasional Turki di Ankara, Turki, Rabu (11/3/2020). (Adem ALTAN / AFP)

Baca: Indonesia –Turki Adakan Pertemuan Bilateral Virtual Bahas Bisnis Konstruksi

Baca: Turki Mulai Pakai Mata Uang Yuan China, Yunarto Wijaya Sindir Sosok Ini: Belum Marah-marah?

Usulan ini menuai kritik dari para pemimpin agama dan politik di seluruh dunia.

Mempertahankan keputusan itu, Presiden Erdogan menekankan bahwa Turki telah menggunakan hak kedaulatannya untuk mengubahnya kembali menjadi masjid.

Erdogan mengatakan pada konferensi pers bahwa salat berjamaah pertama akan diadakan di dalam gedung pada 24 Juli mendatang.

"Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan terbuka lebar untuk penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim," ujar Erdogan.

Perubahan akan terjadi pada Hagia Sophia, yang telah bertahan sejak abad ke-6, lebih lama dari kekaisaran Bizantium dan era Ottoman.

Meski akan diubah menjadi masjid, para pejabat Turki mengatakan lambang-lambang Kristen, termasuk mosaik Bunda Maria yang menghiasi kubah emasnya, tidak akan dihapus.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan