Rabu, 1 Oktober 2025

Pengguna MedSos di Arab Marah dengan Unggahan Viral, Sebut Apple & Google Hapus Palestina dari Maps

Kalangan pengguna media sosial di Arab tengah memperbincangan unggahan yang viral, Kamis (16/7/2020).

maps
Pengguna Media Sosial di Arab Marah dengan Unggahan Viral yang Sebut 2 Raksasa Teknologi Hapus Palestina dari Maps 

 TRIBUNNEWS.COM - Kalangan pengguna media sosial di Arab tengah memperbincangan unggahan yang viral, Kamis (16/7/2020).

Unggahan menyoal tuduhan Google menghapus Palestina dari peta online.

Dikutip Tribunnews dari Arab News, para pengguna membagikan tangkapan layar Google Maps yang menunjukkan garis besar peta dengan label 'Tepi Barat' dan 'Jalur Gaza', serta berlabel 'Israel' di sampingnya.

Unggahan viral itu mengklaim label untuk Palestina telah dihapus.

Orang-orang yang membagikan unggahan tersebut mengaku marah karena 'tak ada Palestina' di peta dua raksasa teknologi, Apple dan Google.

Baca: Pasukan Israel Dikabarkan Tembak Keponakan Pejabat Senior Palestina di Pos Pemeriksaan Tepi Barat

Apple dan Google Dituduh Hapus Palestina dari Peta Online
Pengguna Media Sosial di Arab Marah dengan Unggahan Viral yang Sebut 2 Raksasa Teknologi Hapus Palestina dari Maps (Maps ApplexGoogle via Independent)

Ada Klaim yang Sama pada 2016 Lalu

Lebih jauh, tuduhan Palestina tak ada di maps ini bukan kali pertama.

Pasalnya, pada 2016 lalu, ada pengguna yang mengklaim hal serupa.

Saat itu, Google menerangkan, Palestina tidak pernah ada di petanya.

Baca: Tekanan Internasional Dinilai Belum Tentu Urungkan Niat Israel Aneksasi Wilayah Palestina

Terkait pernyataan itu, mengutip dari The Guardian, Rabu (10/8/2016), Juru Bicara Google memberikan tanggapannya.

"Tak pernah ada label 'Palestina' di Google Maps," terang pihak Google saat itu.

Dia menambahkan, ada bug yang menghapus label untuk 'Tepi Barat' dan
'Gaza'.

"Kami tengah bekerja dengan cepat untuk membawa label ini kembali ke daerah itu," terang juru bicara itu.

Tuduhan Muncul saat Benjamin Netanyahu Janjikan Pencaplokan Wilayah

Lebih jauh, tuduhan soal Palestina dihapus dari peta online ini datang ketika Presiden Israel Benjamin Netanyahu singgung soal pencaplokan Tepi Barat yang diduduki.

Klarifikasi Pengunggah

Soal tuduhan tak ada Palestina di peta online yang diunggah @astagirolah, akhirnya terjawab.

Mengutip dari Independent, unggahan yang dibagikan pada Rabu itu diperbaiki oleh @astagfirulah.

Dia menegaskan bila unggahannya itu berisi informasi palsu.

Baca: Apple dan Google Dituduh Hapus Palestina dari Peta Online, Ini Faktanya

Sayangnya, postingan ini telanjur menyebar ke sejumlah platform media sosial lainnya.

Hal itu menyebabkan dua perusahaan teknologi disebut mendukung pendudukan Israel.

Untuk diketahui, Palestina diakui oleh PBB dan 136 anggotanya sebagai negara merdeka.

Namun, tidak di AS, tempat kantor pusat Apple dan Google.

Baca: Apple Stop Produksi iPhone di India Gara-gara Hubungan dengan China Memanas

Tak Ada Tanggapan dari Google

Lebih jauh, terkait kabar ini, Google tak segera memberikan tanggapannya atas tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

Dalam situs webnya, tertera soal batas-batas yang disengketakan.

"Batas yang disengketakan ditampilkan sebagai garis abu-abu putus-putus. Tempat-tempat yang terlibat tidak menyetujui batas" terang situs web Google.

Baca: Ratusan Orang Hadiri Pemakaman Ibrahim Abou Yacoub, Pria Palestina yang Ditembak Mati Tentara Israel

Apple dan Google Dituduh Hapus Palestina dari Peta Online
Apple dan Google Dituduh Hapus Palestina dari Peta Online (IG )

Bukan Kali Pertama Google Dituduh Hapus Palestina di Layanan Petanya

Lebih lanjut, ini bukan kali pertama Google dituduh menghapus nama Paletina dari layanan petanya.

Pada 2016 lalu, sebuah petisi Change.org mengklaim semua yang menyebut Palestina 'telah dihapus atas desakan pemerintah Israel'.

Mereka mengatakan, dua pendiri 'Yahudi Google' memiliki hubungan dekat dengan Israel dan para pemimpinnya.

Baca: Sederet Kasus PM Israel Benjamin Netanyahu yang Didemo Warga Israel: Dakwaan Suap hingga Penipuan

PM Israel Benyamin Netanyahu
PM Israel Benyamin Netanyahu (AFP)

Bulan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menjalankan pencaplokan bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki.

Aksi tersebut mendorong lebih dari 1.000 anggota parlemen seluruh Eripa menandatangi surat protes bersama.

Surat tersebut menyatakan, "Kegagalan untuk merespons secara memadai akan mendorong negara-negara lain dengan klaim teritorial untuk mengabaikan prinsip-prinsip dasar hukum internasional'.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta Israel mendengarkan kecaman atas rencananya itu.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved