Rabu, 13 Agustus 2025

Vandalisme di Hong Kong bertuliskan 'Xi Jinping Harus Mati Demi Dunia' Diblur Google Street View

Sebuah coretan vandalisme pro-demokrasi yang ditujukan pada Presiden China, Xi Jinping diburamkan oleh Google Street View Map.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
Google via Daily Mail
Sebuah coretan vandalisme pro-demokrasi yang ditujukan pada Presiden China, Xi Jinping dikaburkan Google Street View Map. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah coretan vandalisme pro-demokrasi yang ditujukan pada Presiden China, Xi Jinping diburamkan oleh Google Street View Map.

Dikutip dari Daily Mail dari media lokal, pengaburan tulisan di sudut jalanan itu terjadi dalam versi terbaru Google Street View Map. 

Tangkapan layar menujukkan tulisan 'Xi Jinping Harus Mati Demi Dunia' dikaburkan oleh mesin pencari itu.

Coretan itu berwarna gelap dan nampaknya digambar menggunakan cat semprot.

Adapun lokasinya berada di sebuah jalan utama.

Baca: Kali Pertama Dua Kapal Induk China Berlayar Bersama, Panaskan Mesin atau Unjuk Gigi?

Baca: China Tuduh Tentara India Lewati Perbatasan, Lepaskan Tembakan Peringatan hingga Ancam Tentara China

bgf
Sebuah coretan vandalisme pro-demokrasi yang ditujukan pada Presiden China, Xi Jinping dikaburkan Google Street View Map. (Google)

Juru bicara Google mengatakan bahwa gambar grafiti itu kabur lantaran kesalahan algoritma, sebagaimana dilansir Hong Kong Free Press.

Baru-baru ini, Google memperbaharui fitur Street View-nya.

Dalam pembaruannya Google menambahkan gambar jalan-jalan kota Hong Kong yang diambil pada Oktober silam.

Hal itu bertepatan dengan meledaknya demonstrasi anti-pemerintah yang bergulir selama berbulan-bulan.

Gerakan berlanjut ketika Undang-Undang Keamanan Nasional yang berlaku di Beijing disahkan pula di Hong Kong.

Sehingga, Hong Kong berada di bawah kendali penuh undang-undang kontroversial tersebut.

Demonstrasi pun meledak dan gelombang protes terus terjadi.

Hong Kong Free Press merilis foto grafiti berisi protes yang ditujukan pada Presiden Xi Jinping yang ditulis menggunakan cat semprot.

Baca: Pengusaha Media Hong Kong Jimmy Lai Dibebaskan dari Tuduhan Intimidasi

Baca: AS Kecam Penangkapan Pengusaha Media Hong Kong Jimmy Lai

Aksi protes ribuan warga Hong Kong menentang RUU Ekstradisi yang kemudian dibubarkan paksa polisi, Rabu (12/6/2019).
Aksi protes ribuan warga Hong Kong menentang RUU Ekstradisi yang kemudian dibubarkan paksa polisi, Rabu (12/6/2019). (dok Tribunnews.com)

Tulisan tersebut ada di sebaris pot tanaman yang memisahkan jalur lalu lintas di Jalan Nathan dan trotoar.

Lokasi tersebut merupakan tempat demo besar-besaran terjadi di Hong Kong.

Menurut laporan, grafiti itu bertuliskan 'Anti Komunis, Jinping Harus Mati Demi Dunia'.

Sekali lagi, tulisan itu dikaburkan dalam tangkapan layar Google Street View yang baru.

Kejelasan tulisan grafiti itu baru nampak jika dilihat dari kejauhan di Jalan Raya Kowloon, jelas laporan tersebut.

Terdapat sejumlah slogan lainnya seperti 'Membebaskan Hong Kong: Revolusi Zaman Kita' yang juga ditulis di jalan yang sama dan dikaburkan.

Perwakilan Google mengklaim bahwa insiden itu disebabkan kesalahan teknis.

"Teknologi pemburaman otomatis kami bertujuan untuk mengaburkan wajah dan pelat nomor sehingga mereka tidak dapat diidentifikasi, tetapi sepertinya kami tidak melakukannya dengan benar dalam hal ini," jelasnya.

Meski kondisi Hong Kong sudah tenang, ketegangan antara polisi dan warga sipil masih terjadi.

Para pemrotes berunjuk rasa atas hukum keamanan nasional baru di Hong Kong awal bulan ini.
Para pemrotes berunjuk rasa atas hukum keamanan nasional baru di Hong Kong awal bulan ini. (Sky News)

Baca: Vendor Smartphone Asal China Menguasai Pangsa Pasar Indonesia

Baca: Dunia Masih Terpuruk Akibat Covid-19, Pariwisata China Berkembang Pesat Seperti Sebelum Pandemi

Seperti video yang viral akhir-akhir ini.

Dalam video singkat itu, seorang anak terlihat dilumpuhkan segerombol polisi anti huru-hara di Hong Kong.

Diketahui anak perempuan itu masih berusia 12 tahun.

Anak itu terlihat mencoba melarikan diri dari sekelompok polisi.

Namun, polisi dengan cepat menubruknya ke tanah di tengah kerumunan orang.

Banyak dari mereka yang meneriaki polisi dengan marah.

Gadis itu keluar membeli perlengkapan kesenian sebelum dia ditangkap oleh polisi, kata ibunya kepada wartawan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan