Warga Palestina Berunjuk Rasa Menentang Normalisasi Hubungan Bahrain-Israel
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan duta besar Palestina untuk Bahrain dipanggil kembali untuk konsultasi.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Hendra Gunawan
Netanyahu mengatakan keputusan Bahrain menandai "era baru perdamaian."
"Selama bertahun-tahun, kami berinvestasi dalam perdamaian, dan sekarang perdamaian akan berinvestasi dalam diri kami, akan membawa investasi yang benar-benar besar dalam ekonomi Israel," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri UEA, Hend al-Otaiba mengucapkan selamat kepada Bahrain dan Israel.
Ia mengatakan itu menandai "pencapaian penting dan bersejarah lainnya yang akan berkontribusi besar bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan."
Bahrain yang merupakan sebuah negara pulau kecil, rumah bagi markas regional Angkatan Laut AS.
Bahrain menjadi negara Arab keempat yang mencapai kesepakatan tersebut dengan Israel, yang bertukar kedutaan dengan Mesir dan Yordania beberapa dekade lalu.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan atas nama kepemimpinan Palestina mengutuk perjanjian itu sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina.
"Kepemimpinan Palestina menolak langkah yang diambil oleh Kerajaan Bahrain dan menyerukan untuk segera mundur," kata pernyataan itu.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan duta besar Palestina untuk Bahrain dipanggil kembali untuk konsultasi.
Di Gaza, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan keputusan Bahrain untuk menormalkan hubungan dengan Israel "merupakan bahaya besar bagi perjuangan Palestina, dan mendukung pendudukan."
Hossein Amir-Abdollahian, penasihat khusus urusan internasional untuk ketua parlemen Iran, menyebut keputusan Bahrain sebagai pengkhianatan besar terhadap tujuan Islam dan Palestina.
"Para pemimpin yang tidak bijaksana di UEA, Bahrain tidak boleh membuka jalan bagi skema Zionis," cuit pejabat itu.
Oman Sambut Baik Normalisasi Bahrain-Israel
Oman menyambut baik keputusan Bahrain untuk menormalkan hubungan dengan Israel dan berharap itu akan berkontribusi pada perdamaian Israel-Palestina, media pemerintah Oman mengatakan pada Minggu (13/9/2020) waktu setempat.
"Oman berharap jalur strategis baru yang diambil oleh beberapa negara Arab ini akan berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian, berakhirnya pendudukan Israel atas tanah Palestina dan membangun negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota," kata pernyataan pemerintah.