Jumat, 5 September 2025

Buntut Bentrok dengan Temtara Rusia, AS Kirim Kendaraan Lapis Baja dan 100 Prajurit ke Suriah

Ada 1.000 tentara AS di Suriah, jumlah yang tetap kira-kira sama sejak berakhirnya serangan militer AS terhadpa ISIS di sebagian besar di Suriah

Editor: Eko Sutriyanto
AFP/Delil SOULEIMAN
Kendaraan lapis baja militer AS berpatroli dekat ladang minyak Rumaylan di Provinsi Hasakeh yang dikuasai Kurdi Suriah pada 17 September 2020. 

TRIBUNNEWS.COM,  WASHINGTON - Enam kendaraan lapis baja diturunkan militer AS dalam misi 90 hari untuk memperkuat pasukannya di Suriah timur.

Ini setelah setelah empat tentara AS terluka saat bentrok dengan pasukan Rusia di daerah tersebut sebulan lalu.

Militer ASmengatakan,  100 tentara akan mendamping kendaraan tersebut, lansir AFP, Minggu (20/9/2020).

Saat ini terdapat 1.000 tentara AS di Suriah, jumlah yang tetap kira-kira sama sejak berakhirnya serangan militer AS terhadpa ISIS di sebagian besar wilayah Suriah.

Rusia telah mengerahkan pasukan militer ke Suriah untuk mendukung rezim Suriah.

Baca: Militer Rusia Mengendus Aktivitas 54 Pesawat Mata-mata Asing di Dekat Perbatasan

Pasukan AS melakukan patroli dan operasi bersama dengan Pasukan Demokrat Suriah, sebuah milisi yang didukungnya pada 2015 untuk melawan ISIS.

AS dan Rusia sebelumnya pernah bentrok satu sama lain di Suriah, seperti insiden tahun 2017 yang menewaskan sekitar 300 kontraktor militer Rusia.

"Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan negara lain di Suriah, tetapi akan membela pasukan Koalisi jika perlu," kata Kapten Bill Urban, juru bicara Komando Pusat militer AS.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mendesak Turki untuk menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang didukungnya di Suriah utara, Jumat (18/9/2020) .

Baca: Militer AS Perkirakan Korea Utara Punya Puluhan Bom Nuklir

Turki mulai meluncurkan operasi militer besar pada tahun 2016 untuk menyingkirkan kelompok milisi Kurdi Suriah, termasuk SDF yang didukung AS, dari daerah yang mereka kuasai di sepanjang perbatasan Suriah-Turki.

Operasi tersebut termasuk dukungan untuk faksi milisi Suriah lainnya.

Beberapa di antaranya menurut PBB bertanggung jawab atas pola yang mengkhawatirkan dalam beberapa bulan terakhir ini atas berat.

Termasuk penculikan, pembunuhan warga sipil dan pemindahan orang dan properti secara tidak sah.

“Saya mendesak Turki untuk segera meluncurkan penyelidikan yang tidak memihak, transparan dan independen ke dalam insiden yang telah kami verifikasi."

Baca: Ledakan Besar Guncang Gudang Amunisi Militer di Yordania, Tidak Ada Laporan Korban

"Kami meminta penjelasan nasib mereka yang ditahan dan diculik oleh kelompok bersenjata yang berafiliasi dan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang mungkin terjadi."

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan