Rabu, 3 September 2025

Permintaan Subsidi Produsen Pertanian dan Perkebunan Meningkat, Pemerintah Jepang Mulai Kewalahan

Pemerintah Jebang kewalahan karena permintaan subsidi meledak jauh melebihi perkiraan semula, sehingga mengubah sistem subsidi.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Gedung Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di Kasumigaseki Tokyo Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang telah menciptakan sistem pendukung yang memberikan hibah (subsidi) dalam jumlah tetap kepada produsen pertanian dan perkebunan karena harga sayuran dan bunga turun akibat pengaruh virus corona.

Kini pemerintah kewalahan karena permintaan subsidi meledak jauh melebihi perkiraan semula, sehingga mengubah sistem subsidi.

"Pada awalnya kami berikan prioritas utama untuk memudahkan produsen pertanian agar tidak ke luar dari usahanya, tapi alhasil kami harus meninjaunya saat ini karena permintaan terlalu banyak. Saya menyesal telah menyusahkan kalangan pertanian perkebunan Jepang," kata Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Kotaro Nogami, Jumat (16/10/2020).

Akibat dampak virus corona, harga sayuran, bunga, pohon buah-buahan, dan lain-lain anjlok, sehingga Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan memutuskan untuk membayar jumlah tetap sesuai luas lahan agar produsen dapat membeli benih dan bahan yang diperlukan untuk produksi selanjutnya.

Baca juga: Menlu Retno Ungkap Tujuan Kunjungan PM Jepang ke Indonesia

Hibah atau subsidi pun diberikan sejak pendaftaran Juli 2020 lalu.

Pemberian subsidi terlepas dari apakah penjualan menurun, dan ada aplikasi dari produsen yang membuat barang yang harganya tidak turun begitu banyak.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan buru-buru mengubah sistem, meminta penyerahan dokumen yang menunjukkan jumlah penurunan penjualan, dan memutuskan untuk membayar sebesar jumlah penurunan penjualan.

Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan telah menyiapkan hibah sebesar 24,2 miliar yen, namun terjadi banjir lamaran yang melebihi ekspektasi.

Baca juga: Kelompok Kerja Nasional Gubernur Jepang Akui Ada Diskriminasi Terhadap Korban Covid-19

Beberapa produsen telah membeli benih dan bahan untuk mengantisipasi hibah, dan kemungkinan akan terjadi kebingungan.

Itulah sebabnya kemarin Menteri menyampaikan permintaan maaf karena terjadi perubahan sistem pemberian subsidi yang semula berjumlah tetap menjadi perhitungan sejumlah kerugian yang terjadi.

Sementara itu telah terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan