Rabu, 27 Agustus 2025

Kisah Intel Susupi Al Qaeda

Bertemu Abu Zubaydah, Operator Utama Osama bin Laden di Peshawar Pakistan (4)

Omar Nasiri mengetahui ada sentimen Taliban terhadap orang-orang Arab di kamp Al Qaeda. Pertikaian antarfaksi mujahidin juga terasa kuat.

zoom-inlihat foto Bertemu Abu Zubaydah, Operator Utama Osama bin Laden di Peshawar Pakistan (4)
Foto Buku Omar Nasiri
Buku Inside The JIhad ditulis Omar Nasiri, mata-mata berbagai lembaga intelijen Eropa yang sukses menyusupi Al Qaeda di Afghanistan.

Radio ada, dan kadang diam-diam dinyalakan. Mereka menangkap sayup-sayup siaran radio hiburan dari China, India, dan tempat-tempat lainnya.  Suaranya datang secepat ia pergi.

Nasiri mengaku hanya pernah sekali mendengar siaran musik memutar agak utuh, tembang Zombie dari Cranberries. Untuk radio berita, siaran BBC dan RFI bisa ditangkap secara jelas.

Tahun itu 1995, Afghanistan terjerumus pertikaian faksi Islam. Gulbudin Hekmatyar dari Hezb i-Islami bertarung melawan faksi Burhanudin Rabbani yang berkuasa dan Ahmad Shah Masood.

Mereka juga menghadapi Taliban, yang mulai berjaya dengan dukungan intelijen Pakistan. Kabul terkepung, menunggu waktu jatuh ke tangan Taliban.

Penghuni kamp Khaldan tidak begitu menyukai Taliban, meski tidak pernah terungkap secara verbal. Sheikh al-Libi sangat berhati-hati tentang ini.

Kamp itu pernah didatangi serombongan Taliban bersenjata lengkap. Mereka menginginkan senjata dan amunisi yang disimpan di kamp itu.

Sheikh al-Libi menerima secara ramah rombongan Taliban. Ia meyakinkan semua yang di kamp itu tidak disiapkan untuk berperang di Afghanistan.

Para Taliban itu bisa menerima penjelasan al-Libi. Mereka kemudian pergi ke kamp-kamp lain.  Nasiri mendengar di kamp lain, para emir ketakutan dan memenuhi tuntutan Taliban.

Bertemu Abu Hamza, Tokoh Radikal Inggris yang Tangannya Buntung

Kehidupan di Khaldan kembali berlangsung normal, kendati diliputi kekhawatiran tekanan berulang dari kelompok Taliban.

Hingga suatu hari, Nasiri menyaksikan momen sangat menarik. Dua bocah laki-laki tiba di kamp. Ibnu Sheikh al-Libi memperkenalkan mereka kepada penghuni di masjid kamp.

“Sambutlah kawan-kawan baru kalian. Ini Hamza,” ucapnya menunjuk anak laki-laki yang lebih tua. “Dan ini Osama,” lanjut al-Libi.  Keduanya tampak diperlakukan lebih istimewa.

Kedua bocah itu sangat berbeda karakter. Hamza pendiam, adiknya hiperaktif. Mereka kerap berkelahi, bahkan pernah saling todong senjata api.

Nasiri akhirnya mengorek latar belakang anak itu, dan tahu ayah kedua bocah itu tokoh penting dari Mesir. Ia ilmuwan yang mendapatkan pendidikan di Kanada.

Ayah kedua bocah itu teman karib Zubayda, tokoh penting yang mengatur lalulintas orang Arab ke kamp di Afghanistan. Ia tinggal di Peshawar, Pakistan.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan