Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Enggan Mengaku Kalah, Mantan Dubes AS Sebut Trump Bertindak Memalukan dan Mulai Berfantasi Menang
Mantan Dubes AS Dino Patti Djalal menyebut sikap Donald Trump yang enggan mengakui kekalahannya benar-benar memalukan.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Sri Juliati
Ia juga menilai, kandidat dalam pemilu pada tahun ini sangat berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya.
Menurutnya, pemilu sebelumnya didominasi oleh orang-orang yang terintegritas.

Baca juga: Jika Trump Enggan Akui Kekalahan, Biden Disebut Bisa Perintah Militer untuk Usir dari Gedung Putih
Sementara pada pemilu ini, Donald Trump menjadi kandidat yang seumur hidupnya tidak pernah mau kalah dan mengakui kekalahannya.
"Jadi sekarang demokrasi Amerika sedang disandera oleh presiden yang tidak punya akhlak dan bertindak memalukan," kata Dino.
Dino juga memprediksi berdasarkan hasil Electoral Votes, Joe Biden kemungkinan besar akan menang.
Ia juga mempersilakan jika Trump tidak mau mengakui kekalahan dan menggugatnya.
"Kalaupun Trump akan mengunggat, itu silakan, tapi saya yakin hasil akhirnya Biden akan dinyatakan sebagai pemenang," terangnya.
Trump sebut akan menggugat hasil perhitungan suara
Tim kampanye calon presiden petahana, Donald Trump mengajukan gugatan di tiga negara bagian, Rabu (5/11/2020).
Ketiga negara tersebut adalah Pennsylvania, Michigan dan Georgia yang termasuk swing state.
Trump merasa tertinggal jauh di belakang Joe Biden dalam perburuan 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk memenangkan Pilpres AS 2020.
Pengajuan gugatan ini bergabung dengan tuntutan hukum Partai Republik di Pennsylvania dan Nevada.
Baca juga: Sempat Unggul di Sejumlah Negara Bagian Demokrat, Trump Tuding Ada Suara yang Menghilang
Baca juga: Massa Pendukung Trump Kepung TFC Center di Detroit, Desak Penghitungan di Michigan Dihentikan
Tim kampanye Trump menuntut akses yang lebih baik bagi pengamat kampanye ke lokasi penghitungan surat suara, termasuk masalah surat suara yang absen.
Namun, di satu lokasi Michigan yang dipertanyakan, The Associated Press melihat, pengawas pemilu dari kedua belah pihak memantau pada Rabu.
Tim kampanye Trump juga berusaha untuk ikut turun tangan dalam kasus Pennsylvania di Mahkamah Agung terkait apakah surat suara yang diterima hingga tiga hari setelah pemilihan dapat dihitung.