Pemilihan Presiden Amerika Serikat
Donald Trump Kesal Joe Biden Unggul dan Sedikit Orang yang Bela Argumennya soal Kecurangan Pemilu
Presiden AS petahana, Donald Trump tidak memberikan indikasi bahwa dia siap mengakui kekalahan, membuat orang bertanya-tanya pada Jumat (6/11/2020).
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Tiara Shelavie
Trump sebenarnya sudah mengakui bahwa matematika pemilu tidak akan menguntungkannya, menurut orang-orang yang terkait dengan hal ini.
Namun dia berniat melakukan langkah hukum terkait dugaannya tentang kecurangan pemilu.
Dua penasihat kampanye dan satu sumber yang dekat dengan Presiden mengatakan Trump akan melakukan langkah hukum untuk memperjuangkan hasil di beberapa negara bagian utama.
Upaya ini dilakukannya sebelum benar-benar menyerah.
"Dia dalam mode bertarung," kata salah satu sumber yang dekat dengan Presiden.
"Dia pikir itu menguntungkannya untuk bertarung."

Di sisi lain, pihak kampanye Biden mengaku prihatin pada prospek Trump tetap berkuasa.
"Seperti yang kami katakan pada 19 Juli, rakyat Amerika akan memutuskan pemilihan ini. Dan pemerintah Amerika Serikat sangat mampu mengawal pelanggar keluar dari Gedung Putih," kata juru bicara kampanye Andrew Bates dalam sebuah pernyataan.
Kampanye Trump merilis pernyataan Jumat pagi yang menjelaskan bahwa mereka akan menolak untuk mengakui pemilihan.
Bahkan menyebut proyeksi Biden sebagai pemenang salah dan perlombaan masih jauh dari final.
Namun, beberapa sekutu Presiden semakin khawatir bahwa seseorang pada akhirnya harus memperhitungkannya bahwa masa jabatannya kemungkinan akan segera berakhir.
Kemungkinan kehilangan jabatan dan bagaimana kehidupannya setelah turun dari kursi presiden tidak dibahas oleh timnya dan Presiden Trump sendiri.
Trump menghabiskan sebagian besar kampanye dengan mengklaim Biden adalah kandidat presiden terburuk dalam sejarah.
"Kalah tidak pernah mudah," katanya di markas kampanyenya pada Hari Pemilu.
"Bukan untukku, tidak."